JAVASATU.COM- Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan komitmen penuh mendukung dan mengawal Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto. Program ini dinilai sebagai investasi strategis dalam membangun ketahanan nasional sejak usia dini melalui pemenuhan gizi.

Dalam pidato kenegaraan memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Jumat (15/8/2025), Presiden Prabowo menegaskan bahwa Program MBG bukan sekadar bantuan makanan, melainkan pondasi untuk melahirkan generasi Indonesia yang sehat, kuat dan cerdas.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan jajarannya siap mengawal dan mempercepat implementasi program hingga pelosok negeri.
“Program Makan Bergizi Gratis merupakan fondasi untuk membangun generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas,” tegas Agus dalam keterangan resminya, Sabtu (16/8/2025).
TNI Siapkan Dapur dan Ribuan Personel
Sebagai bentuk dukungan konkret, TNI telah mengoperasikan 88 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di tiga matra.
-
TNI AD: 74 dapur aktif, 82 dapur baru siap beroperasi, 991 dalam tahap pembangunan.
-
TNI AL: 5 dapur aktif, 28 siap beroperasi, 116 dalam pembangunan.
-
TNI AU: 9 dapur aktif, 36 siap beroperasi, 89 dalam pembangunan.
Selain itu, sekitar 33.000 personel TNI telah mendapat pelatihan khusus untuk mengoperasikan dapur dengan standar higienitas dan keamanan pangan tinggi. Fokus distribusi diarahkan ke daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Sasar Pelajar PAUD hingga SMA/SMK
Program MBG menyasar siswa mulai dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK di seluruh Indonesia. Menu makanan disiapkan bervariasi dan sesuai standar gizi, meliputi protein hewani, sayuran, buah dan susu.
Kapuspen TNI menegaskan keterlibatan TNI dalam program ini bukan sekadar dukungan teknis, melainkan bagian dari tugas menjaga kedaulatan bangsa.
“Ketahanan nasional dimulai dari ketahanan gizi. Anak-anak yang tumbuh sehat akan menjadi calon pemimpin dan penjaga kedaulatan di masa depan,” jelasnya.
Melalui sinergi TNI dan Badan Gizi Nasional, program ini diharapkan menekan angka stunting, meningkatkan konsentrasi belajar siswa, sekaligus memperkuat fondasi ketahanan nasional Indonesia. (saf)