JAVASATU.COM-GRESIK- Pemuda di Desa Bedanten Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik terus bertekad menjadi tenaga kerja handal di bidang industri. Hal tersebut dilakukan, mengingat pertumbuhan berbasis industri di Kabupaten Gresik terus berkembang pesat.
Perkembangan industri dibuktikan dengan pengerjaan kontruksi kawasan ekonomi khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port State (JIIPE), dimana dalam proses pembangunan mega proyek nasional tersebut membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang handal terutama bagi pemuda Bedanten yang masuk di ring 1.

Sadar akan hal itu, kalangan pemuda di ring 1 JIIPE dari Desa Bedanten, Kecamatan Bungah melakukan berbagai upaya untuk menelaah dan membaca peluang di dunia industri khususnya serapan tenaga kerja lokal. Salah satunya mencetak generasi pekerja lokal yang unggul melalui program pelatihan sertifikasi. Tujuannya, tidak lain untuk memenuhi standar kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan.
Pada Kamis (22/10/2022) malam puluhan pemuda ring 1 kawasan industri JIIPE Manyar Gresik itu juga melakukan diskusi secara rutin yang dikemas dengan ‘Ngaji Industri’ dengan mengundang berbagai narasumber yang kompeten di bidang masing-masing. Sehingga, ketika warga lokal sudah masuk perusahaan, mereka benar-benar mumpuni dan memiliki etos kerja yang baik.
“Terhitung sudah 14 kali pertemuan diskusi dengan berbagai narasumber, kami ingin menyatukan persepsi dan mencetak tenaga kerja lokal yang unggul dan juga memiliki sertifikat kompetensi,” kata Kamaluddin, salah satu pemuda Desa Bedanten, Kamis (27/10/2022).
Diskusi itu, lanjut dia, tidak hanya membahas informasi dan peluang pekerjaan. Tetapi juga memberikan wawasan serta edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya memiliki skill atau kemampuan yang kompeten serta komitmen tinggi ketika bekerja di perusahaan.
“Forum ini memberikan edukasi bagaimana agar generasi muda desa bisa bekerja di perusahaan dengan baik, dan kami juga memberangkatkan mereka untuk mengikuti pelatihan sertifikasi, agar nantinya bisa dibuat bekal sebagai syarat masuk kerja di perusahaan,” terang dia.
Kamal menjelaskan, total warga Desa Bedanten didominasi kalangan pemuda yang telah memiliki sertifikat keahlian sebanyak kurang lebih 50 orang. Setengah dari jumlah itu, mereka belum mendapatkan pekerjaan di perusahaan.
“Total kurang lebih 50 orang, separuh sudah bekerja, separuh masih menganggur,” tandasnya.

Narasumber terbaru yang dihadirkan dalam diskusi rutin Ngaji Industri adalah Anggota DPRD Gresik Syahrul Munir. Wakil rakyat yang duduk di komisi II itu dimintai pemaparan terkait Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang penyelenggaraan ketenagakerjaan yang baru saja disahkan oleh DPRD bersama Bupati Gresik menjadi Peraturan Daerah (Perda).
Dalam paparannya, Syahrul Munir menerangkan bahwa Perda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan akan menjadi payung kebijakan yang mengatur serapan tenaga kerja lokal. Implementasinya, perusahaan wajib mempekerjakan 60 persen tenaga kerja lokal dari total pekerja yang ada.
Meski demikian, sambung dia, pelaksanaan Perda tersebut masih menunggu petunjuk teknis (Juknis) berupa peraturan bupati (Perbup).
“Ranperda itu mengatur 60 persen tenaga kerja di perusahaan harus warga lokal Gresik,” ungkapnya.
Sebab itu, kebijakan ini harus terus dikawal dan diawasi bersama. Sehingga dapat berjalan secara maksimal, pada akhirnya akan berdampak pada pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Gresik.
“Peraturan sudah cukup tetapi eksekusinya yang kurang, kemudian pengendalian dan pengawasan itu juga tidak gampang,” jelasnya.
Pihaknya juga sangat mengapresiasi adanya forum-forum ngaji industri yang ada di Desa Bedanten seperti pemuda, dan memang peluang itu masih remang-remang.
“Artinya tidak semua orang tau, minim didapatkan oleh semua masyarakat, karena biasanya langsung dari perusahaan ke kepala desa (Kades),” pungkasnya. (*)