JAVASATU.COM- Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kini mampu mengubah limbah menjadi sumber ekonomi. Melalui workshop pengelolaan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dari PLTU Adipala, mereka berhasil memproduksi batako, paving block, roaster, hingga buis beton.

Program ini hasil kolaborasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero) yang dilaksanakan di lahan tidur Pulau Nusakambangan. Tujuannya, membekali warga binaan keterampilan praktis agar siap mandiri setelah bebas.
Menteri Imipas Agus Andrianto mengapresiasi langkah PLN yang dinilai selaras dengan transformasi lembaga pemasyarakatan.
“Pelatihan ini mempersiapkan warga binaan agar siap kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan nyata,” ujar Agus saat meninjau Workshop FABA di Nusakambangan, Selasa (9/9/2025).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut pemanfaatan FABA memberi dampak ganda: menciptakan ekonomi sirkuler sekaligus mengurangi limbah.
“Kami bangga warga binaan mampu menghasilkan produk berkualitas premium dengan potensi pasar industri,” kata Darmawan.
Saat ini, workshop dilengkapi dua mesin produksi yang mampu menghasilkan hingga 2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun. Jika dipasarkan optimal, omzetnya diperkirakan mencapai Rp5,4 miliar per tahun.
Sebanyak 30 warga binaan sudah aktif dalam produksi. Mereka diajari teknik pengolahan, disiplin kerja, hingga manajemen usaha. Salah satunya Kevin Ruben Rafael, warga Lapas Terbuka Nusakambangan, yang mengaku terbantu dengan program ini.
“Ilmu ini akan sangat bermanfaat ketika kami kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Ke depan, program ini diharapkan menjadi percontohan nasional bahwa lapas tak hanya tempat pembinaan, tetapi juga pusat pemberdayaan yang mampu menggerakkan roda ekonomi. (saf)