Javasatu,Gresik- Inilah sekelumit kisah makam panjang Siti Fatimah binti Maimun yang berada di Dusun/Desa Leran Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik.
Diceritakan Ainur Rofi’ah Juru Kunci Makam, Siti Fatimah binti Maimun datang ke tanah Jawa atas perintah Syekh Maulana Malik Ibrahim untuk menyebarkan agama Islam.
Menurutnya, bukan Siti Fatimah yang datang terlebih dulu ke tanah Jawa, melainkan Syekh Maulana Malik Ibrahim. Syekh Maulana Malik menginjakkan kaki di tanah Jawa sekitar tahun 1079-1080 masehi, sedangkan Siti Fatimah menyusul kemudian pada tahun 1081 masehi. Saat datang ke tanah Jawa, Siti Fatimah binti Maimun masih usia 16 tahun.
“Kedatangan Nyai Siti Fatimah sendiri dimaksudkan untuk menyebarkan agama Islam lewat jalur perkawinan. Kala itu, Syekh Maulana Malik Ibrahim berniat mengawinkan Nyai Siti Fatimah dengan seorang Brawijaya Karena pada awalnya Syekh Maulana Malik mengalami kesulitan untuk menyebarkan Islam di tengah masyarakat yang masih kuat dipengaruhi Hindu Budha” jelas Ainur Rofiah, Kamis (27/5/2021).
Seperti diungkapkan Juru Kunci, konon Nyai Siti Fatimah datang ke Jawa tidak sendiri, ia ditemani ayah dan ibu, beserta rombongan yang terdiri dari kerabat dan pengikut Siti Fatimah binti Maimun atau Sultan Mahmud Syah Alam.
“Namun, sebelum misi tersebut terlaksana, Siti Fatimah terlebih dulu wafat akibat wabah penyakit yang menyerang daerah Leran dan sekitarnya kala itu. Siti Fatimah wafat pada 7 Rajab 475 Hijriah (2 Desember 1082 masehi) atau saat masih berusia 18 tahun, beserta 4 dayang lainnya” tutur Juru Kunci.
Ainur Rofiah mengatakan, tanggal 15 Syawal atau 15 hari setelah hari raya Idul Fitri ditetapkan sebagai haul Siti Fatimah binti maimun.
“Tanggal itu diambil dari ditemukannya makam tersebut. Makam Siti Fatimah binti Maimun baru ditemukan 4 abad setelah tahun wafatnya” ungkap dia.
Juru kunci makam Siti Maimun sendiri dijabat secara turun-temurun. Ainur telah tinggal di kawasan tersebut sejak 40 tahun silam.
Kondisi makam Siti Fatimah masih cukup terawat. Selain kebersihan area makam yang terjaga, keaslian bangunan makam juga benar-benar diperhatikan.
“Kita bisa meneladani perjuangan para pendahulu yang menyebarkan Islam di tanah Jawa, tak terkecuali dari sosok Siti Fatimah. Keikhlasan Siti Fatimah inti Maimun merelakan dirinya untuk dinikahkan dengan raja Budha demi tersebarnya agama Islam sungguh sebuah pengorbanan yang luar biasa” pungkas Ainur.
Haul Ke-939 Makam Panjang Fatimah binti Maimun
Dan, peringatan haul-ke 939 makam panjang Siti Fatimah binti Maimun yang berlokasi di Dusun/Desa Leran Kecamatan Manyar Gresik dihadiri oleh Forkopimda Gresik dan kecamatan serta desa setempat.
Nampak hadir, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Wabup GResik Aminatun Habibah, Camat Manyar M Nadlelah, Kades Leran Abd Manan bersama sejumlah tokoh masyarakat setempat, Kamis (26/5/2021).
Di tempat itu, Gus Yani sapan akrab Bupati Gresik menuturkan, bagi sebagian besar masyarakat muslim di Pulau Jawa, terutama yang menetap di sekitar wilayah Gresik, Jawa Timur, mungkin sudah tidak asing dengan nama Nyai Siti Fatimah binti Maimun.
“Iya di Desa Leran Manyar Gresik ini. Nyai Fatimah binti Maimun memiliki cerita dan sejarah yang sangat panjang terkait penyebaran agama Islam di tanah Jawa” tutur Yani, Kamis (26/5/2021).
Sementara Wabup Gresik memaparkan terkait bangunan yang ada di makam tersebut.
“Di makam ada sebuah cungkup persegi dengan luas sekitar 4×6 meter dan tinggi 16 meter. Cungkup makam Siti Fatimah binti Maimun menyerupai sebuah candi pada masa Hindu-Budha” papar Bu Min sapaan akrab Wabup Gresik.
Selain itu, imbuh Bu min, di dalam cungkup juga terdapat makam 4 orang lainnya, yakni Putri Seruni, Putri Keling, Putri Kucing, dan Putri Kamboja.
“Mereka adalah dayang dari Siti Fatimah binti Maimun. Sedangkan di luar cungkup, terdapat beberapa makam kerabat Siti Fatimah yang konon turut mengantar Siti Fatimah menyebarkan Islam di tanah Jawa” urai dia. (Bas/Saf)