JAVASATU-GRESIK- SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik menyerahkan sampah satu truk kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik, Jumat (15/10/2021).
Bertempat di Ecowisata SD Mugeb, proses penyerahan sampah tersebut dihadiri oleh tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Asosiasi Bank Sampah Gresik serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan siswa SD Mugeb.
Prosesi Penyerahan Sampah
Di bawah sinar matahari pagi, suara merdu Qafsafah Al Zahliyah R Z (V-Amerika) dan Mestika Cinta Dona Alycia (IV-Jawa) membuka acara dengan menyanyikan jingle terbaru SD Mugeb, “Kita Harus Survive” untuk menyulut semangat para siswa.
Selanjutnya Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi, memberikan sambutan singkat tentang pentingnya pengetahuan untuk mengelola sampah.
“Sampah bukanlah sekadar sampah. Sampah yang bisa dikelola harus dikelola dengan baik, yang belum bisa, harus diminimalkan,” pesannya.
Dia mengatakan, partisipasi SD Mugeb dalam kegiatan Pedas merupakan bukti sekolah ini juga merupakan sekolah ramah lingkungan.
“SD Mugeb tidak hanya sekolah ramah anak namun juga sekolah ramah lingkungan,” jelas Ari, sapaan akrabnya.
Tak hanya menyerahkan sampah, siswa juga dibekali dengan ilmu tentang pengolahan sampah yaitu zero waste atau nol sampah.
Siti Fitriyah, Ketua Asosiasi Bank Sampah Gresik, menjelaskan sampah yang dikumpulkan ini merupakan sampah non-organik atau yang sulit terurai.
“Sampah yang diekonomikan itu ada empat jenis: plastik, kertas, logam, dan minyak jelantah. Kalian hebat sudah mengumpulkan ini semua untuk disedekahkan dalam kegiatan Pedas,” ujarnya.
Dia juga mengatakan kegiatan Pedas tidak sekadar menukar sampah menjadi uang saja, namun juga membangun edukasi pada siswa.
“Ini tentang bagaimana anak-anak sejak dini bisa menanamkan pola pikir untuk pilah dan olah sampah dari sumbernya. Bagaimana mereka sejak dini sudah pilah olah sampah sejak dari rumah karena sampahku adalah tanggung jawabku dan sampahmu adalah tanggung jawabmu,” ujarnya
Ke depan, lanjutnya, program bank sampah di SD Mugeb tidak hanya fokus ke sampah non-organik melainkan juga sampah organik.
“Apalagi di SD Mugeb memiliki ecowisata. Jadi ada tempat untuk menanam, berkebun, sekaligus sebagai penyumbang oksigen. Kalau di kantin ada sampah, di sini ada daun juga, anak-anak bisa belajar membuat kompos agar harapannya mereka menjadi penerus yang berwawasan dan peduli lingkungan,” ungkapnya.
Edukasi Lingkungan Hidup
Drs Umaya, Kepala Seksi Pengelolaan Persampahan Bidang Pengelolaan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupatrn Gresik, mengatakan tujuan kegiatan Pedas tidak hanya mengumpulkan sampah dan menjualnya, tapi lebih dari itu.
“Goals-nya adalah mengurangi sampah di lingkungan sekitar, mengedukasi anak-anak tentang pemilahan sampah, dan secara tidak langsung juga mengajak mereka beramal lewat hasil penjualan sampah yang mereka kumpulkan,” tuturnya.
Umaya menyampaikan apresiasinya kepada siswa SD Mugeb yang ikut memperhatikan kepedullian lingkungan melalui kegiatan Pedas.
“Kami sangat terenyuh karena ini memang yang kita harapkan, sejak dini anak-anak sudah melakukan aktivitas memilah sampah di rumah, otomatis akan terjadi pengurangan sampah. Itu adalah wujud pembelajaran anak-anak agar peduli lingkungan,” jelasnya.
Hasil dari pengumpulan sampah, lanjutnya, akan dijual ke pengepul besar dan hasilnya akan diserahkan ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kemudian dibagikan kepada pasukan hijau dan pasukan kuning dari Dinas Lingkungan Hidup.
Salah satu siswa, Mas Raja Firmansyah (V-Amerika) mengaku senang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pedas dan mendukung jika kegiatan seperti ini diadakan lagi.
“Support-lah (dengan kegiatan Pedas), biar tidak ada sampah berserakan. Aku kemarin bawa sampah botol plastik sama duabotol minyak jelantah juga,” ungkapnya. (Bas/Arf)