JAVASATU.COM- Desa Talunombo di Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terus menegaskan posisinya sebagai destinasi unggulan eduwisata di daerah pegunungan. Konsep agro-eduwisata terpadu yang diterapkan desa ini menarik perhatian berbagai lembaga pendidikan, termasuk SMA Fons Vitae 1 Marsudirini Jakarta yang menggelar kegiatan live-in selama empat hari, sejak 23 Oktober 2025.

Sebanyak 234 siswa dan 10 guru pembimbing mengikuti program edukatif ini untuk belajar langsung praktik pertanian terpadu, pengolahan limbah, hingga ekonomi kreatif yang dikelola masyarakat Desa Talunombo.
Para peserta tak hanya belajar cara bercocok tanam dan pascapanen, tapi juga diajak mengunjungi peternakan, unit pengolahan limbah, dan bank sampah. Di sana, mereka melihat proses pengolahan sampah plastik menjadi BBM, pupuk organik, dan briket, yakni inovasi yang menjadi ciri khas desa ramah lingkungan ini.
Selain pembelajaran teknis, siswa juga berinteraksi langsung dengan warga melalui pertukaran budaya dan tinggal di homestay milik warga. Aktivitas ini menjadi bagian dari pembelajaran karakter dan sosial yang dikemas dalam konsep “belajar dari desa”.
Guru pembimbing SMA Fons Vitae, Amin Fitri Astuti, mengatakan kegiatan di Talunombo sangat inspiratif.
“Kegiatan outing class di Desa Talunombo ini sangat edukatif. Kami berharap anak didik dapat menerapkan ilmu yang sudah dipelajari selama tiga hari di sini,” ujarnya kepada media, Kamis (23/10/2025).
Sementara itu, Kepala Desa Talunombo, Badarudin, menyebut kegiatan ini membawa manfaat ekonomi bagi warga.
“Selain meningkatkan ekonomi kreatif dan penyerapan produk UMKM, rumah-rumah warga juga difungsikan sebagai homestay. Ini memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat,” terangnya.
Badarudin berharap, konsep eduwisata berbasis masyarakat ini bisa menjadi model bagi desa lain di Wonosobo.
“Melalui kegiatan seperti ini, masyarakat bisa semakin sejahtera dan berkontribusi dalam peningkatan sumber daya manusia desa,” pungkasnya. (wan/arf)