JAVASATU.COM-GRESIK- Kelurahan Kebungson, yang terletak di Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik menjalin kemitraan dengan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) dalam upaya meningkatkan pengabdian kepada masyarakat di bidang pendidikan, penelitian, dan pendampingan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Acara ditandai dengan penandatanganan MoU yang berlangsung di Kantor Kelurahan Kebungson dan dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, ketua RW dan Ketua RT wilayah Kebungson, serta anggota Pokdarwis. Jalinan ini berlaku hingga tiga tahun ke depan.
Lurah Kebungson, M. Fither Kuntajaya, ST., MM, menyampaikan bahwa MoU ini akan memperkuat kerjasama antara Kelurahan Kebungson dan ITATS Surabaya.
“Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya mempersiapkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di wilayah Kebungson, terutama bagi Pokdarwis dalam membangun branding ‘Kebungson Is Heart Of Bandar Grissee’. Bandar Grissee merupakan salah satu obyek wisata warisan (heritage) yang mendapat perhatian khusus dari Bupati Gresik, H. Fandi Ahmad Yani,” kata Fither, Rabu (21/6/2023).
Fither menjelaskan bahwa Kebungson memiliki potensi wisata yang luar biasa, termasuk di antaranya adalah Kampung Heritage Rumah Kuno, seperti Rumah Gajah Mungkur dan Makam Nyai Ageng Pinatih.

Achmad Chusnun Niam, S.Si., M.T., Ph.D., selaku Kepala Jurusan Teknik Lingkungan di ITATS, menyampaikan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam mewujudkan tridharma perguruan tinggi.
Menurutnya, keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh perguruan tinggi harus dirasakan oleh masyarakat Kebungson.
Achmad berharap dalam tiga tahun ke depan, Kebungson dapat menjadi salah satu destinasi wisata alternatif dalam bidang warisan dan wisata religi.
“Kerjasama antara Kelurahan Kebungson dan ITATS Surabaya ini diharapkan mampu menghasilkan program-program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan demikian, Kebungson akan semakin dikenal sebagai tujuan wisata yang menarik, khususnya dalam konteks warisan budaya dan spiritual,” ungkap Achmad. (Bas/Arf)