Javasatu,Malang- Tingginya persaingan produk di pasaran, membuat produk rajutan handmade turut merasakan beratnya persaingan dagang di pasaran.
Hal ini yang dirasakan Sri Surachman, warga jalan Ikan Piranha Atas Gang 15 No.12 Rt.7/2 Kelurahan Tunjungsekar Kecamatan Lowokwaru.
Keahlian serta daya kreatifnya dalam membuat rajutan tidak serta merta mampu menaklukkan kerasnya persaingan pasar dengan produk-produk serupa lainnya.
Bagaimana tidak, ia melihat banyaknya produk rajutan yang beredar memiliki harga jual yang jauh lebih murah dibandingkan produk miliknya sehingga membuat Sri Surachman merasa minder untuk menempatkan produk rajutannya bersanding dengan produk lainnya di pasaran.

Sri menggambarkan, untuk membuat satu tas rajutan saja membutuhkan paling tidak 3 gelundung benang rajut ukuran sedang. Itu pun sudah menghabiskan biaya bahan hingga 75 ribu rupiah. Itu belum bahan lapisan furing, biaya jahit furing dan juga pembelian asesoris seperti resleting, gesper, dan tali tas.
Ia berharap bahwa para calon konsumen memiliki kesadaran akan nilai jual produk rajutan agar usaha rumahan yang memberdayakan ibu-ibu rumah tangga ini bisa terus berjalan.
Karya Warga Tunjungsekar Lainnya
Merajut, Hobi Ibu Rumah Tangga Yang Menghasilkan
Sri telah lama menekuni membuat produk rajut di sela-sela kesibukannya membantu suami yang berjualan nasi goreng. Ia biasa merajut pada jam siang atau malam hari.
Kini, ia bisa menghasilkan berbagai produk rajutan buatan tangan. Diantaranya seperti tas, dompet, kasut dan topi bayi, serta beberapa produk sehari-hari lainnya.

Walaupun produknya tidak selaris yang diharapkan, ia mengaku bahwa kesibukannya membuat produk rajut ini sedikit banyak membantu perekonomian keluarga.
Tidak jarang ia menerima pesanan dari teman serta tetangganya untuk membuat produk rajutan. Dan hasilnya lumayan, bisa laku hingga harga 300 ribu rupiah untuk produk tas rajutan. (Krs)