Javasatu,Malang- Buah alpukat pada umumnya memiliki seukuran kepalan tangan orang dewasa. Namun, di Malang Jawa Timur, terdapat buah alpukat dengan ukuran mencapai satu kilogram per bijinya. Bernama Alpukat Pameling, milik PT Paranusa.
Diketahui, Alpukat jenis Pameling sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Ukurannya yang besar merupakan hasil persilangan Alpukat Belanda dan Lokal. Hal inilah, yang coba dikembangkan PT Paranusa di Indonesia.
“Mulanya dari persilangan antara Alpukat Belanda dengan yang di Indonesia. Pengembangan yang ada dan sekarang bisa menjadi besar.” Ujar Redi Rusmana Ardianto, Marketing PT. Paranusa.
Redi mengaku, tidak ada teknik khusus dalam merawat Alpukat Pameling. Hanya rutin di siram air dan pemberian pupuk kompos sesuai takaran.
“Kuncinya hanya itu, rutin di siram air dan diberi pupuk kompos” terangnya.
Saat ini, lanjut Redi, pembudidayaan hanya ada di Lawang, tepatnya di Dusun Krajan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Dalam waktu dekat akan dilakukan pengembangan di wilayah lain seperti seluruh Malang, bahkan Pasuruan.
“Kita juga sedang menjalin kerjasama dengan pihak Pemkab Malang, untuk melakukan pengembangan di wilayah lain. Bahkan, terakhir kita sudah mendapat izin atau MoU dengan Pasuruan” ungkapnya.
Dari sisi pemasaran, masih Redi, Alpukat Pameling sudah merambah market seluruh Jawa hingga mancanegara. Negara maju seperti Korea Selatan dan Swiss tercatat menjadi konsumen utama pesanan dalam jumlah besar.
“Alpukat Pameling dijual seharga Rp 70.000 per kilonya dengan rata rata buah mencapai 1 kilogram” ucap Redi.
Ditandaskannya, untuk bibit yang berukuran 40-70 centimeter harganya Rp 90.000. Untuk 71-130 centimeter dijual dengan harga Rp 275.000. (Dop/Arf)