JAVASATU.COM-MALANG- Akibat elpiji 3 kilogram yang masih langka di pasaran membawa dampak langsung bagi kalangan distributor dan pangkalan elpiji di Kota Malang Jawa Timur.

Diketahui, sejak elpiji subsidi 3 kilogram sulit didapatkan di beberapa lokasi di Kota Malang, konsumen terpaksa harus migrasi menggunakan elpiji non subsidi. Praktis, hal ini membuat angka penjualan elpiji non subsidi ikut meningkat sejurus dengan LPG ‘melon’ yang semakin langka.
“Konsumen yang menggunakan elpiji non subsidi 5 kilogram dan 12 kilogram meningkat saat ini,” kata Victor Sugianto, Pengelola pangkalan LPG Mason Naraji, Selasa (13/6/2023) saat ditemui awak media ini.
Kendati demikian, pemilik pangkalan mengaku masih belum ada tambahan permintaan dari pihak konsumen untuk ketersediaan elpiji non subsidi di pangkalannya. Namun diprediksi tetap akan meningkat
“Karena masih baru ini, sejak abis lebaran, ya di kami dampaknya masih belum terasa terkait permintaan konsumen yang non subsidi,” terang Victor.
Penjualan elpiji non subsidi naik hingga 3 persen dari penjualan hari biasa. Jika biasanya menjual 150 tabung perhari kini bisa lebih banyak untuk rumah tangga, sub agen, industri kuliner dan perhotelan.
“Biasanya kita antara 150 -200 tabung perhari untuk yang datang maupun yang kita antar,” ucap dia.
Untuk mengatasi lonjakan permintaan, ia menyebut, pangkalan menambah pasokan sebanyak 25 persen untuk masing-masing jenis tabung elpiji. Sebanyak 500 tabung elpiji 5.5 kilogram dan 1.200 tabung untuk 12 kilogram.
“Diperkirakan penjualan elpiji non subsidi akan meningkat 10 sampai 15 persen. Angka ini akan mempengaruhi berbagai sektor UMKM kaitannya dengan harga jual yang pasti ikut naik,” ujar Victor memungkasi. (Dop/Arf)