JAVASATU.COM-BATU- Penumpukan sampah di pojok barat sisi selatan Pasar Induk Among Tani Kota Batu telah menjadi keluhan utama baik dari pengunjung maupun pedagang. Bau tak sedap yang ditimbulkan akibat penumpukan sampah tersebut dinilai sangat mengganggu aktivitas sehari-hari oleh mereka.
Kondisi ini menjadi perhatian serius ketika tim Satgas Pangan Kota Batu melakukan inspeksi mendadak pada Senin (23/12/2024). Salah seorang anggota tim, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan keprihatinannya mengenai pengelolaan sampah di pasar yang terkesan tidak profesional.
“Pasarnya bagus, tapi pengelolaan sampah tidak ditangani dengan benar. Akibatnya seperti ini. Baunya tidak enak sampai ke dalam pasar, kasihan pengunjung dan pedagang,” ungkapnya.
Keluhan ini juga mencuat saat banyak pengunjung yang mengeluh tidak nyaman berada di pasar. Para pedagang juga merasakan dampak dari kondisi ini, karena bau yang menyengat dapat mengurangi daya tarik bagi pelanggan.
Sebagai solusi, anggota tim mengharapkan adanya perbaikan dalam pengelolaan sampah di pasar.
“Kami mendorong pihak pengelola pasar untuk segera mengambil tindakan dan memastikan sampah dikelola dengan baik agar tidak mengganggu aktivitas di sini,” tambahnya.
Kondisi ini menambah daftar tantangan yang dihadapi Pasar Induk Among Tani, yang selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan yang ramai. Harapan akan penanganan yang lebih baik di masa depan akan sangat dinantikan oleh seluruh pihak yang berkepentingan.
Salah satu pedagang sayur, Sumiati, juga menyoroti masalah ini. Ia mengaku bahwa penumpukan sampah di dekat tempatnya berjualan sudah berlangsung berhari-hari dan jarang diangkut oleh petugas.
“Menurut saya, petugas sampah di pasar Induk jarang mengambilnya, saya pernah protes tetapi tidak digubris, mereka mengabaikan saja,” katanya.
Walaupun kondisi pasar terlihat cukup bersih, karena itu berkat inspeksi mendadak yang dilakukan oleh PJ Wali Kota Batu, Inspeksi tersebut diadakan menjelang peresmian Proyek Strategis Daerah Tahap I tahun 2024 dan peresmian Pos Polisi Pasar Induk Among Tani.
“Tetapi berhari-hari kita merasakan bau sampah yang tak sedap, banyak masyarakat yang mengeluhkan sampah, bukan hanya pedagang tetapi juga pembeli,” jelas Sumiati.
Masalah yang melanda pasar ini tidak hanya membuat pengunjung merasa tidak nyaman, tetapi juga berdampak pada citra pasar itu sendiri.
“Saya berharap, agar sampah yang menumpuk sampai 7 hari hingga 10 hari atau dua minggu segera diambil, karena pasar ini adalah pasar yang bagus, yang sering dikunjungi wisatawan,” tuturnya dengan penuh harapan.
Dalam situasi ini, ketidakpuasan masyarakat semakin meningkat. Sementara itu, upaya untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat Pemerintah Kota Batu terkait permasalahan ini tampaknya menemui jalan buntu.
Javasatu.com sendiri saat melakukan konfirmasi tidak ada satupun pejabat Pemkot Batu yang mau dikonfirmasi, mereka pilih bungkam, sedang kepala UPT pasar juga tidak berada di tempat.
Sugeng salah satu pengunjung Pasar, mengungkapkan, kondisi ini menuntut perhatian lebih dari pemerintah kota Batu, terutama dalam hal manajemen sampah yang seharusnya lebih proaktif untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman baik untuk pedagang maupun pengunjung pasar.
“Pasar Induk Kota Batu, sebagai ikon perdagangan, seharusnya dapat memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan dan bebas dari masalah kebersihan,” jelasnya.
Ia berharap tindakan segera diambil untuk mengatasi masalah sampah ini, mengingat Pasar Induk Among Tani merupakan salah satu tempat penting bagi kegiatan perdagangan di Kota Batu. Pengelolaan sampah yang baik dan teratur diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman, baik bagi pedagang maupun pengunjung. (Yon Saf)