JAVASATU-GRESIK- Bulan Januari di Kabupaten Gresik diketahui masih sering terjadi turun hujan, kerawanan potensi munculnya Demam Berdarah Dengue (DBD) sangat tinggi. Sebab itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik terus memberikan himbauan kepada warga agar terhindar dari DBD.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Gresik, dr. Mukhibatul Husnah menjelaskan, penularan DBD dapat terjadi ketika terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti. Saat itulah virus dengue masuk ke dalam tubuh. Sekitar 4–7 hari setelah terinfeksi virus dengue.
“Orang bisa mengalami gejala DBD seperti demam tinggi mencapai suhu 40 derajat celsius atau lebih, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, sendi, atau tulang, muncul ruam merah di kulit, nyeri di bagian belakang mata, kelelahan” terang dr. Mukhibatul Husnah kepada Javasatu.com melalui sambungan telepon, Minggu (9/1/2022).
Cara mencegah DBD, Kadinkes Mukhibatul Husnah menyarankan, memasang kelambu di tempat tidur serta kasa di pintu dan jendela. Menggunakan obat nyamuk semprot atau oles.
“Selain itu yang paling penting adalah menerapkan program 3M yakni Menguras, Menutup dan Mengubur merupakan langkah untuk mencegah penularan virus dengue. Iya seperti membersihkan tempat penampungan air, seperti bak kamar mandi, kolam ikan, dan vas bunga, menutup wadah air, serta mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk” urainya.

Kemudian, jika di lingkungan masyarakat ada yang terkena DB dan meminta untuk di fogging, dikatakan dr. Mukhibatul, warga segera melapor ke Puskesmas setempat.
“Setelah ada datanya positif DBD, nanti ada tindakan dari Puskesmas” katanya.
Terakhir, dia menghimbau kepada seluruh warga Gresik untuk selalu menjada kebersihan lingkungan.
“Terutama di masa pandemi ini juga prokes Covid-19 juga harus terus dilakukan” tutupnya.
Baca Lainnya: MD KAHMI Lamongan Sikapi Potensi Kerawanan Pilkades Serentak Taun 2022
Sebelumnya, kepada media ini, pada Minggu (9/1/2022). Salah satu warga (tidak mau disebutkan namanya) yang menunggu anaknya di rumah sakit swasta di Gresik mengatakan, “ya mas anak saya awalnya panas terus periksa, panas turun, kembali panas lagi, dan trombosit turun, dan terkena DB”. (Bas/Saf)