JAVASATU.COM-MALANG- Talim (88 tahun) seorang penjaga atau juru kunci situs purbakala ‘Watu Lumpang’ atau ‘Yoni Hujung’ yang terletak di RT05 RW02 dusun Ngujung desa Toyomarto kecamatan Singosari kabupaten Malang mengeluh, dirinya ingin lebih diperhatikan oleh pihak terkait, terutama kesejahteraan ekonominya.
“Ditugaskan juru kunci tidak ada apa-apanya, tidak pernah diberi imbalan apa-apa, kalo ada tamu suruh nemui gitu aja,” kata Talim, Minggu (01/09/2023).
Meski begitu, Talim yang setiap harinya menjaga dan membersihkan areal situs Watu Lumpang rela melakukannya hingga 10 tahun.
“Setiap hari membersihkan, nyapu. Gak ada imbalannya, ya gak apa apa,” ucap kakek kelahiran tahun 1935 ini.
Lebih jauh, Talim menceritakan, dulu situs Watu Lumpang sempat dipindah ke dusun Sumberawan, akibatnya, hasil pertanian masyarakat dusun Ngujung tidak membuahkan hasil. Kemudian, situs dikembalikan lagi ke dusun Ngujung.
“Itu lumpang kalo tidak dikembalikan lagi ke Ngujung, warga sini tidak bisa makan. Menanam padi tidak berhasil, akhirnya dikembalikan lagi ke sini,” beber Talim.
Talim menambahkan, banyak warga luar berkunjung ke situs yang ‘dinaungi’ Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) ini.
“Kalo bersih desa juga dilaksanakan di sini,” imbuhnya.
Ia berharap, pihak terkait sedikit lebih memperhatikan terutama kesejahteraan ekonomi.
“Ya mungkin ada imbalannya sedikit. Imbalan dari bersih-bersih,” pungkasnya. (Saf)