JAVASATU.COM-MALANG- Sudah satu bulan cuaca di Malang tidak menentu. Ini berdampak pada nelayan di Pantai Tamban, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.

Terhitung mulai awal bulan Januari cuaca di pantai selatan itu mengalami curah hujan cukup tinggi, angin kencang serta gelombang tinggi.
Koordinator nelayan Pantai Tamban, Budi Hari mengaku kondisi masyarakat nelayan saat ini mengalami krisis pendapatan, dan saat ini para nelayan mengandalkan pendapatannya menjadi petani dan buruh tani.
“Kondisi nelayan sekarang ‘laip’ (paceklik, red) tidak bisa melaut sejak awal bulan lalu hingga sekarang, hanya melaut di pinggir, tidak bisa ke tengah, ya curah hujan, angin besar dan gelombang tinggi mas” kata Budi Hari, Senin (8/2/2021).
Para nelayan tidak berani melaut melebihi radius 2 mil dari bibir pantai, lanjut Budi, karena gelombang air laut mencapai 5 hingga 7 meter. Diperparah dengan angin kencang dan curah hujan tinggi.
Saat ini para nelayan beralih menanam padi dan jagung. Namun demikian diakui Budi, masih ada beberapa nelayan yang nekat mencari ikan di pinggir pantai, tapi hasilnya tidak maksimal.
“Musim begini ini, kami pilih menanam padi dan lainnya ada yang jadi buruh tani mas. Kalau melaut hanya dapat ikan kembung, ikan tongkol kecil itu saja, tidak banyak. Kalau ikan tuna tidak ada, tidak berani mencari tuna di tengah” urainya.
Terakhir Budi menjelaskan, bahwa kondisi cuaca ekstrim itu disebut cuaca ‘baratan’ akan terjadi hingga akhir bulan Februari nanti. (Agb/Saf)