Javasatu,Batu- Sambil menjaga hewan ternak, seorang remaja Warga Negara Asing (WNA) asal Vietnam, Salim 19 tahun, sejak Agustus 2019 lalu mulai mendalami agama islam di Kota Batu, Jawa Timur. Tapi rencananya hanya akan belajar selama dua tahun, karena keterbatasan Visa yang dipegangnya.
Laki-laki asal Kota Chau Doc Provinsi An Giangini awalnya ingin belajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Milik Ustad Mahmudi Kelurahan Dadaprejo Kecamatan Junrejo Kota Batu, namun Allah berkehendak lain, sang Ustad meninggal dunia, akhirnya ia medalami ilmu Agama ke Ustad Arifin di Jalan Hasanudin RW 05 Desa Junrejo Kota Batu.
Salim tidak sendiri, Ia yang tampak seperti orang Jawa ini ditemani dengan 4 remaja yang ikut bersamanya, Nuha 19 tahun asal Bojonegoro, Sofian 20 tahun asal Karangploso Kabupaten Malang, Azif 12 tahun dan Azam 15 tahun, keduanya asal kediri.
Sehari-hari selain mendalami ilmu agama, ia sambil berjaga hewan ternak milik Ustadz Arifin, dua ekor kuda, dua ekor sapi dan puluhan hewan kambing. Laki-laki inipun tidur di dekat kandang ternak.
Ia menyampaikan sebelum mendalami ilmu agama Islam di Kota Batu, ia lebih dulu belajar bahasa Indonesia dan sedikit-sedikit belajar bahasa Jawa, selama dua bulan. Ia sudah tampak fasih berkomunikasi.
“Saya belajar bahasa Indonesia selama dua bulan, Alhamdulillah sekarang mulai lancar, bahasa jawa sedikit-sedikit bisa, dan ini bisa saya gunakan berinteraksi dengan tetangga sekitar” ujarnya.
Ia mengungkapkan jika belajar mendalami ilmu agama Islam di Kota Batu bukan atas biaya sendiri tetapi ada donatur dari Seorang Ustad asal Arab Saudi, yang sekarang sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
“Saya kelas 1 SMA sudah putus sekolah, sekarang saya memilih mendalami ilmu agama di Indonesia, Alhamdulillah ada orang yang mengajak dan membiayainya” kata Salim, saat ditemui Javasatu.com di Kandang ternak milik Ustadz Arifin.
Di bulan suci Ramadan, kata dia, pelajaran yang diberikan padanya dilakukan setelah salat Subuh, setelah salat Dhuhur, Asar, dan salat Tarawih meliputi pelajaran Tauhid, Tafsir, Hadits, Fiqih, Tasawuf, Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balagha, dan Tajwid.
“Di Majelis taklim pelajarannya dilakukan setiap hari, setelah salat Subuh dan berakhir setelah salat tarawih termasuk pelajaran hafidz atau hafalan Al Quran” ungkapnya.
Diwaktu senggangnya, ia gunakan berinteraksi dengan tetangga sekitarnya dan juga digunakan untuk memberi makan hewan ternak milik ustadz Arifin. Baginya tidur areal kandang tidak menjadi masalah yang terpenting, nyaman, aman dan bahagia. Di kota Batu aman dan nyaman.
“Selain memberikan makanan pada hewan, saya juga latihan berkuda bersama teman lainnya” kata dia.
Ia juga mengatakan Islam di Vietnam adalah golongan minoritas, tetapi dikampungnya yang berasal dari etnis Champa mayoritas 80 persen beragama Islam, lainya Hindu, Buddha dan menganut kepercayaan leluhur Cham Balamon.
“Disana ada sekitar 1000 orang yang memeluk agama Islam di kampung saya, dan terdapat dua masjid” jelasnya.
Sementara itu Rudi Junarto warga RW 05 Dusun Jeding Desa Junrejo Kota Batu mengatakan bahwa orang Remaja Warga Negara Vietnam yang ada di Junrejo itu mudah berinteraksi dengan warga sekitar.
“Ketika sebelum Ramadan, ia sering ke Sawah berinteraksi, bergaul dengan para petani, ketika punya tembakau untuk dirokok, ia tawarkan pada yang lainnya, ia baik, ramah” ungkapnya (Yon/Saf)
Comments 5