Javasatu,Gresik- Tradisi malam ‘Selawe’ di areal makam Sunan Giri dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.

Diketahui, masyarakat Gresik memiliki tradisi malam ‘Selawe’ yang ada di salah satu malam bulan Ramadan. Malam selawe berarti malam ke-25 (dua puluh lima). Tradisi ini dipercaya masyarakat Gresik sejak zaman Sunan Giri.
Cerita yang beredar, pada waktu itu, Sunan Giri mengajak para santrinya untuk beribadah pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Puncaknya jatuh pada malam ke-25.
Tradisi tersebut masih berlangsung hingga sekarang. Bukan hanya masyarakat dari Gresik, warga dari luar Gresik pun juga berbondong-bondong datang untuk berziarah.
Pada tahun ini malam selawe jatuh pada hari Kamis 6 Mei 2021. Dikarenakan saat ini masih dalam masa pandemi covid-19, pelaksanaan malam selawe mendapat pengawasan ketat dari Forkopimda Kabupaten Gresik.
Kapolres Gresik AKBP Arif Fitrianto melalui Kapolsek Kebomas AKP I Made Jatinegara mengatakan, kegiatan malam selawe tahun ini hanya di pusatkan di sekitar area makam Sunan Giri saja. Tidak ada pedagang kaki lima yang boleh berjualan di sepanjang jalan menuju makam seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Ini semua dilakukan agar tidak menimbulkan klaster baru Covid-19 dan untuk menekan penyebaran Covid-19. Setiap warga yang hendak berziarah akan di tes swab antigen yang sudah disiapkan oleh Dinkes Kabupaten Gresik” terang Kapolsek Kebomas AKP I Made Jatinegara.
Kapolsek Kebomas meminta kepada masyarakat untuk bisa memahami situasi kondisi saat ini.
“Meski kondisi seperti ini, tidak menghilangkan tradisi dan makna dari malam selawe” pungkasnya.
Perlu diinformasikan, sebelum bertugas, bertempat di Kantor Kecamatan Kebomas, petugas melaksanakan apel pengamanan dan penyekatan malam selawe. Hadir dalam apel antara lain Wakapolres Gresik Kompol Eko Iskandar, Kapolsek Kebomas AKP I Made Jatinegara, Danramil Kebomas Kapten Inf Pariono dan Camat Kebomas Miftahul Huda. (Bas/Nuh)
Comments 2