Javasatu,Malang- Hingga saat ini pemerintah masih sangat serius menangani pandemi Covid-19. Segala alat-alat canggih ataupun pemberian vaksin telah dilakukan untuk membasmi virus yang mematikan itu.
Selain itu himbauan protokol kesehatan selalu digulirkan. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi (5M).
Namun itu semua tidak cukup, harus pula didukung alat canggih untuk mendeteksi seseorang terjangkit virus Covid-19. Guna mendukung syarat bepergian keluar kota, syarat masuk kerja, sekolah, kuliah dan beberapa kebutuhan lainnya.
Menjawab kebutuhan masyarakat itulah, Rumah Sakit (RS) Wava Husada yang berada di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Jawa Timur melakukan berbagai upaya memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti dengan melengkapi fasilitas dan alat penunjang deteksi Covid-19.
Kepala Bagian (Kabag) Marketing RS Wava Husada, Rini Minarsih S. Kep Ners, mengatakan, pihaknya sudah menyediakan alat test antibodi Covid-19 kuantitatif Reseptor Binding Domain (RBD). Alat tersebut secara spesifik mengukur tingkat antibodi seseorang terhadap Covid-19. Artinya, mengukur kekebalan seseorang terhadap virus Covid-19.
“Ibaratnya, antibodi pada tubuh seseorang ini adalah tentara yang menjadi pertahanan tubuh. Sementara dengan tes tersebut, kita bisa mengetahui seberapa kuat antibodi pada tubuh seseorang terhadap Covid-19,” ujar Rini. Kamis (3/6/2021).
Secara spesifik, alat tersebut untuk mendeteksi seseorang apakah pernah terpapar Covid-19 atau tidak, serta mengukur tingkat antibodinya. Termasuk, orang yang belum pernah test Swab PCR sekalipun.
“Jadi yang diukur itu tingkat antibodi Covid-19 itu sendiri. Sehingga, juga bisa mendeteksi, seseorang ini pernah terpapar Covid-19 atau belum. Juga mengukur antibodi seseorang setelah vaksin. Sementara kalau PCR Test itu kan untuk penegakan diagnosa. Apakah seseorang masih terpapar Covid-19 atau tidak,” terangnya.
Sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk tes ini sebesar Rp 190 ribu untuk satu kali tesnya. Sementara hasilnya dapat diketahui maksimal 1 hingga 2 jam. Selain itu, alat ini juga dapat mendeteksi pendonor konvalesen, yang dimiliki mantan penyintas Covid-19.
Sementara itu, selain Tes Kuantitatif RBD, RS Wava Husada juga memiliki Saliva PCR Test. Yang juga dapat mendeteksi Covid-19. Hanya saja dapat dibilang lebih nyaman, aman dan ramah terhadap pasien. Pasalnya, sampel yang digunakan tes ini, hanya mengunakan air liur pasien. Dan jika PCR dengan swab test, pasien harus diambil cairan mukosa yang ada di tenggorokan dan di hidung.
“Ini kami berupaya penuhi kebutuhan pasien. Kalau PCR dengan swab, itu banyak pasien yang mengeluh. Terutama anak-anak yang cenderung tidak bisa kooperatif. Namun dengan Saliva PCR, dirasa akan lebih mudah. Akurasinya juga sama dengan PCR dengan swab test,” jelas Rini.
Terakhir Rini berharap agar masyarakat tidak takut untuk melakukan deteksi dini terhadap Covid-19. Apalagi jika kondisi saat ini, Covid-19 masih dapat dibilang menjadi momok bagi masyarakat.
“Sayangi keluarga, jangan takut ke rumah sakit dan jangan pertaruhkan keselamatan keluarga karena terlambat mencari pertolongan. Dan terutama, untuk Covid-19, jangan lupakan 5M (mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi dan interaksi),” pungkasnya .
Sebagai informasi, tarif yang dipatok dalam sekali test PCR, baik swab maupun saliva adalah sebesar Rp 950 ribu. Sedangkan untuk homecare, sebesar Rp 1.100.000. Sementara dari pantauan, di Kabupaten Malang, alat Saliva PCR Test, sementara masih hanya ada di Wava Husada saja. (Agb/Arf)