JAVASATU.COM- Kuartet rock asal Surabaya, Dandelions, kembali menggebrak lewat single penuh kritik sosial bertajuk Reformasi Dibajak, berkolaborasi dengan penyair muda Marsetio Hariadi. Dirilis 10 Mei 2025, lagu ini jadi semacam ode kemarahan atas janji-janji kekuasaan yang dikhianati.

Dibuka dengan dentuman drum dan distorsi gitar yang keras, Reformasi Dibajak langsung menghantam dengan lirik tentang pelanggaran HAM, kerusakan lingkungan, dan pudarnya idealisme. Monolog puitis Marsetio menambah kedalaman artistik: “Api membakar penghidupan, orang utan, dan paru-paru bayi-bayi… Media menjadi penyiar utama pertunjukan sirkus kerajaan investasi…”
“Ini respon kami terhadap situasi politik hari ini. Ketika kesewenang-wenangan dilegalkan dan perlawanan dibungkam,” ujar Njet.S, vokalis sekaligus motor utama Dandelions dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi media ini melalui surel Shockss Record, Sabtu (10/5/2025).
Rilisan ini muncul saat atmosfer peringatan Hari Buruh masih terasa. Lewat lirik seperti “Institusi KPK diamputasi, apa bisa negeri ini bersih?” dan “Janji tinggal janji…”, Dandelions menegaskan posisi mereka: di sisi yang kecewa namun tetap bersuara.
Lagu ini juga menandai era baru distribusi musik mereka lewat akun digital “Musik Dandelions” dan label Shockss Record.
Sebelumnya, band yang berdiri sejak 2013 ini dikenal lewat rilisan Mantra Sakti (2016) dan album Anak-Anak Bunga (2018), serta fanbase militan mereka, Keluarga Bunga.
Dibentuk oleh Njet.S (vokal), Daniel (bass), Qobus (gitar), dan Rafzan (gendang), Dandelions konsisten menyuarakan perlawanan dengan semangat flower generation. Reformasi Dibajak kini tersedia di seluruh platform streaming. (Saf)