JAVASATU.COM-MALANG- Prestasi membanggakan ditorehkan Cabang Olahraga (Cabor) Dayung Kabupaten Malang di ajang Porprov IX Jatim 2025 dengan meraih 9 medali, terdiri dari 3 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Namun di balik keberhasilan itu, ada kisah pahit: tim dayung harus berutang demi bisa bertanding.

Ketua Umum Cabor Dayung Kabupaten Malang, Erik Setyamiko, mengungkapkan bahwa hingga perhelatan berakhir, bantuan anggaran dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang tak kunjung cair. Alhasil, pengurus dan pelatih terpaksa menutup kebutuhan logistik dan perlengkapan secara swadaya.
“Total kebutuhan sekitar Rp 30 juta. Sebagian besar kami tutupi dengan menggadaikan barang pribadi. Sisanya kami patungan dengan pelatih,” kata Erik saat dikonfirmasi, Sabtu (21/6/2025).
Ia menyebut kondisi ini memaksa pihaknya mengambil jalur darurat demi memastikan atlet bisa tampil maksimal di ajang provinsi.
Erik bahkan mengaku sudah menyampaikan permintaan pencairan anggaran kepada Kadispora Kabupaten Malang, M. Hidayat, namun belum mendapat respon.
“Sudah kami sampaikan ke Kadispora dan juga ke vendor. Tapi sampai atlet kami bertanding dan menang, belum juga ada kejelasan,” tegasnya.
Meski harus berutang, Erik bersyukur atlet dayung tetap tampil dengan semangat tinggi dan mempersembahkan prestasi maksimal.
“Kami puas karena bisa menjaga nama baik Kabupaten Malang di tengah keterbatasan. Tapi kami berharap ke depan, dukungan dari pemerintah lebih nyata,” ujarnya.
Kisah perjuangan tim dayung Kabupaten Malang ini menyoroti persoalan klasik dalam pembinaan olahraga daerah: minimnya dukungan anggaran di balik prestasi gemilang.
Sementara itu, pihak Dispora Kabupaten Malang, hingga berita ini diterbitkan, belum memberikan tanggapan resmi atas keterlambatan pencairan anggaran untuk cabang olahraga dayung. (Agb/Saf)