JAVASATU.COM – Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pusat, Herik Kurniawan, meminta jurnalis televisi di Malang Raya untuk terus beradaptasi dan menjadi kurator informasi di tengah disrupsi media. Hal ini disampaikan Herik dalam forum discussion group (FGD) yang menjadi bagian dari rangkaian Muskorda IJTI Malang Raya, Sabtu (02/08/2026).
Herik mengakui bahwa banyak orang memandang media televisi sebagai “sunset” atau sudah berada di penghujung kejayaan. Namun, ia meyakini bahwa selalu ada peluang di setiap situasi.
“Pertama, kita harus mampu beradaptasi dengan bagaimana situasi saat ini dengan perkembangan teknologi sehingga disrupsi ini sebagai sebuah tantangan yang bisa dijawab,” ujar Herik.

Ia menekankan pentingnya jurnalis televisi untuk terus membuat karya jurnalistik berkualitas dan bermanfaat bagi publik. Menurut Herik, saat ini banyak konten di media sosial yang tidak memberikan manfaat, sehingga jurnalis profesional memiliki peran krusial.
“Kampanye kita adalah mari kita semuanya hindari untuk meng-upload, untuk menyampaikan informasi yang buruk dan terus produksi karya-karya jurnalistik yang berkualitas karena pertempuran sangat sengit dan kita harus menang,” tegasnya.
Herik menambahkan bahwa jurnalis televisi memiliki keunggulan, yaitu akses terhadap narasumber yang tidak dimiliki oleh pembuat konten di media sosial. Kelebihan ini harus terus dieksplorasi.
“Media mainstream itu dalam hal televisi merupakan sebagai kurator, mengkurasi informasi yang simpang siur di lapangan,” jelasnya.
Herik juga mengingatkan agar jurnalis memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk “berselancar” di tengah gelombang disrupsi. Ia berpendapat bahwa jurnalis tidak boleh terhempas, melainkan harus bisa menikmati tantangan tersebut untuk mendapatkan hasil yang baik.
“Kalau kita nggak berselancar, kita terhempas ombak kan mati, tapi berselancar, separah-parahnya ombak, kita malah bisa menikmatinya dan mendapat hasil yang baik,” pungkas Herik. (Jup)