Javasatu,Gresik- Sebagai ikhtiar bersama dalam proses sejarah untuk menyusuri jejak para sesepuh NU dalam berjuang dan khidmah kepada NU perlu dipelajari dan dilestarikan sebagai edukasi kepada generasi penerus.

Hal ini sebagai bentuk warisan para Muassis sesepuh tokoh NU terdahulu yang luar biasa bersemangat memperjuangkan NU. Biografi tokoh NU lokal maupun nasional perlu adanya catatan sejarah yang nanti bisa dibukukan dan dimanakibkan pada generasi akan datang.
Seperti yang dilakukan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Dukun Kabupaten Gresik dengan menggelar Silaturrahmi dan Doa bersama untuk para Muassis NU Dukun.
Kegiatan digelar di halaman Kantor MWC NU Dukun Jalan Raya Mojopetung Dukun Gresik. (Jumat, 11/06/2021). Acara melibatkan Pengurus MWC NU, ranting NU, Banom, lembaga se+kecamatan Dukun.
Acara diawali tawassul dan pembacaan almarhum almarhumah para muassis NU yang sudah meninggal dan pembacaan surat Yasin oleh KH Amin Syam M.pd Katib Syuriah MWC NU. Dilanjutkan Tahlil dipimpin oleh KH Moh Sholeh M.Ag Ketua Tanfidziyah MWC NU Dukun dan doa dipimpin oleh KH. Shonhaji.
Rois Syuriah MWC NU Dukun Dr KH Ahmad Thoyyib Mas’udi dalam sambutannya mengatakan, kompak dalam berorganisasi di NU akan mendatangkan keberkahan dan kemanfaatan.
“NU didirikan Mbah Hasyim Asyari melalui riyadhoh dan istikhoroh yang tinggi maka NU tidak hanya organisasi atau perkumpulan belaka saja melainkan ada amalan doktrin Ahlussunah waljamaah Annahdliyah untuk pegangan hidup kita” katanya.
“Beliau bercerita Sepeninggalnya yai Nadib MWC NU Dukun merasa kehilangan akan sosok bapak ekonomi penggerak pendorong dan penyemangat akan usaha ekonomi di NU” ungkapnya.
“Tapi kita tidak boleh putus asa dengan kondisi seperti ini kita tetap semangat optimis dalam memajukan MWC NU. Hilang satu tumbuh seribu kader yang melanjutkan” imbuhnya.
KH Ahmad Thoyyib menambahkan, pekerjaan yang belum tapi sudah direncanakan dan diprogramkan bersama Yai Nadib adalah mendirikan rumah sakit NU.
“Semoga ini bisa cepat diselesaikan lahan untuk Rumah sakit sudah ada” ujarnya.
KH Ahmad Thoyyib berharap, semoga kegiatan ini bisa dilanjutkan pada momen penting di MWC NU Dukun.
“Sebagai bentuk pengamalan dan warisan untuk generasi muda milenial NU sebagai kader estafet kepemimpinan yang akan datang” pungkasnya. (Hoo/Arf)