JAVASATU.COM-MALANG- Difabel Pecinta Alam (Difpala) mengadakan temu Difpala hingga membahas inisiatif Bhandagiri, Minggu (7/5/2023) di Puncak Gunung Wedon, Lawang, Kabupaten Malang.
Pembina Difpala, Ken Kerta menyampaikan, selain membahas Bhandagiri, kegiatan ini juga sebagai uji dan seleksi bagi anggota Difpala yang baru bergabung.
“Uji dan seleksi penerimaan anggota baru Difpala, juga terkait dengan rencana kegiatan Bhandagiri, pada Agustus 2023 mendatang di Gunung Arjuno,” terang Ken Kerta.
“Tepatnya di Situs Candi Sepilar dan Makutoromo, kami akan menggelar even kebudayaan dan upacara bendera bersama 100 anggota Difabel Pecinta Alam pada Agustus 2023 mendatang,” sambung dia menerangkan.
Ken Kerta mengungkapkan, kurang lebih 23 peserta yang hadir pada kegiatan itu. Mereka berasal dari berbagai organisasi diantaranya Panti Karya Asih, Parekraf Kota Malang, dan Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Inklusi. Selain itu hadir pula beberapa pegiat disabilitas dari Gresik, Blitar dan Surabaya.
“Kami menuju bukit berketinggian 660 MDPL melalui Dusun Turi, Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang,” ungkap Ken Kerta.
Lebih jauh Ken Kerta menjelaskan, Difpala atau Difabel Pecinta Alam merupakan unit pemberdayaan masyarakat Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) di bidang pelestarian alam dan lingkungan. Keanggotaan Difpala inklusif meliputi penyandang disabilitas dan non disabilitas.
“Mereka konsisten mendaki gunung dan melakukan aksi penghijauan sejak tahun 2020,” kata Ken Kerta.
Inisiatif Bhandagiri
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Pokja Bhandagiri, Wahyu Eko Setiawan menjelaskan skema gerakan inklusi dan orkestrasi Bhandagiri kepada para anggota Difpala.
“Bhandagiri merupakan rangkaian gunung-gunung yang menyerupai ikatan dengan episentrum Malang Raya,” kata Sam Wes sapaan akrabnya.
“Gunung-gunung tersebut di antaranya Gunung Semeru, Gunung Tengger, Gunung Arjuno, Gunung Welirang, Gunung Anjasmoro, Gunung Kelud, Gunung Kawi dan Gunung Kendeng Selatan,” sambung Sam Wes menerangkan.
“Ketika kita melihat daerah Malang Raya sebagai Bhandagiri, maka kita bisa dengan mudah menemukan banyak potensi pembangunan daerah yang memerlukan kolaborasi secara holistik,” terang Sam Wes.
“Namun, kami justru melihat kawan-kawan Difpala telah melakukan hal ini,” lugasnya.
Juga diungkapkan Sam Wes, mereka konsisten menjelajah belasan gunung di Malang Raya sejak tahun 2020 secara berkala. Tak hanya itu, Difpala juga melakukan berbagai praktik baik untuk membantu masyarakat di sekitar gunung untuk menyelesaikan persoalannya.
“Di antara praktik baiknya adalah Posyandu Disabilitas, Desa dan Kelurahan Inklusi, serta Sako Pramuka Inklusi. Termasuk mengerakan masyarakat dan lintas sektor untuk melakukan penghijauan di Gunung Wedon. Inisiatif teman-teman Difpala inilah yang kemudian menjadi inspirasi adanya Inisiatif Bhandagiri,“ ungkapnya.
Menurut Sam Wes, inisiatif Bhandagiri adalah sebuah gerakan inklusif yang dipelopori oleh Difabel Pecinta Alam (Difpala). Rintisan ini kemudian didukung oleh Parekraf Kota Malang, jaringan budayawan, sejarawan, serta lintas organisasi perangkat daerah di Jawa Timur dalam sebuah menejemen orkestrasi yang masif, multi stakeholder dan partisipatif.
“Inisiatif Bhandagiri adalah pekerjaan jangka panjang, namun milestone awalnya adalah adanya film, buku kebudayaan, dan dokumen fotografi Bhandagiri yang akan kami luncurkan pada Mei 2024 mendatang,” terang Sam Wes.
Anugerah Anggota Kehormatan
Dalam kesempatan itu, Pembina Difpala Ken Kerta memberikan anugerah Anggota Kehormatan Difpala kepada Wahyu Eko Setiawan. Anggota Kehormatan merupakan seseorang yang ditetapkan oleh pengurus dengan pertimbangan telah berjasa atau berperan serta untuk mencapai tujuan Difpala.
“Ken atau kain dalam wujud udeng atau ikat kepala batik bermotif Gunung Arjuno, sebagai simbol anugerah Anggota Kehormatan Difpala kepada Sam Wes,” terang Ken Kerta sembari membentang lipatan udeng tersebut dan menyerahkannya kepada Wahyu Eko Setiawan. Sebuah udeng batik berwarna hitam produksi Omah Difabel.
“Sebelumnya, udeng ini sudah kami sahkan di Petuk Lesung Gunung Arjuno. Bismillah, semoga ini akan menjadi berkah bagi beliau, berkah bagi kawan-kawan Difpala, serta berkah bagi seluruh alam semesta,” harap Ken disambut tepuk tangan anggota Difpala.
Membumikan Gerakan Inklusi
Ken Kerta menjelaskan, anugerah Anggota Kehormatan Difpala kepada Wahyu Eko Setiawan atas upaya membumikan gerakan inklusi melalui Inisiatif Bhandagiri. Kata Ken, sebelumnya gerakan inklusi seakan hanya digaungkan oleh kelompok disabilitas saja. Namun, saat ini melalui Inisiatif Bhandagiri, multi stakeholder dalam manajemen orkestrasi menyuarakan isu inklusi secara masif dan partisipasif.
“Anugerah Anggota Kehormatan Difpala sebelumnya juga kami sampaikan kepada Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI Ibu Dante Rigmalia, Maret 2023 lalu di Putuk Lesung Gunung Arjuno,” ungkap Ken.
Penganugerahan tersebut, menurut Ken, atas peran aktif mengkampanyekan tujuan Difpala di level nasional melalui kerjasama even Jambore Nasional Difabel Pecinta Alam. Selain itu, KND dan LINKSOS juga menandatangani kesepahaman di bidang advokasi kebijakan dan edukasi masyarakat terkait penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. (*)