JAVASATU.COM-MALANG- Serangkaian Hari Jadi ke 1.262 Kabupaten Malang dimeriahkan dengan pemberian apresiasi bagi perusahaan di wilayah Kabupaten Malang. Hal ini digelar dalam kegiatan Temu Konsultasi Apindo dan Peduli Dunia Inklusi. Kegiatan ini merupakan kerja bersama antara Apindo Kabupaten Malang dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang.
![](https://javasatu.com/wp-content/uploads/2022/11/wp-1668777990586-700x394.jpg)
Pengurus DPK Apindo Kabupaten Malang, Samuel Molindo, menjelaskan, kegiatan ini merupakan pemberian apresiasi untuk perusahaan yang mempekerjakan difabel. Total, ada 16 perusahaan di Kabupaten Malang yang mempekerjakan difabel sebagai karyawan mereka.
Dia menjelaskan, ada sekitar 180 karyawan difabel yang sudah terserap di perusahaan di wilayah Kabupaten Malang.
Lanjut laki-laki yang akrab disapa Sam ini, dengan kegiatan ini Bisa menjadi momentum untuk mengajak perusahaan lain yang belum mempekerjakan difabel, agar tergerak hatinya dan memberikan difabel kesempatan yang sama di perusahaan.
“Difabel juga memiliki produktivitas yang bagus jika dibandingkan dengan karyawan non Difabel. Bahkan Lebih bagus. Misalnya untuk karyawan tuna rungu, mereka bekerja terus tanpa ngobrol dengan teman-temannya,” beber Sam disela kegiatan yang dilaksanakan di Grand Miami Hotel, Kepanjen, Jumat (18/11/2022).
Sementara itu, Ketua DPP Apindo Jawa Timur, Eddy Widjanarko menjelaskan, Apindo sedang getol memancing perusahaan agar membuka lowongan inklusi.
Salah satu caranya adalah menggelar ruang apresiasi bagi perusahaan inklusi. Maka dari itu, lanjut Eddy digelar Temu Konsultasi Apindo dan Peduli Dunia Inklusi.
“Ini memberi penghargaan perusahaan yang memperlakukan pegawai disabilitas layaknya karyawan normal,” kata Eddy.
Sebagai gambaran, di Kabupaten Malang ada sekitar 2000-an perusahaan. Dari ribuan perusahaan, baru 16 perusahaan yang mempekerjakan disabilitas. Jumlah pekerja difabel sekitar 180-an orang. Sebagian besar difabel adalah tuna rungu. Namun, ada juga yang disabilitas lain.
Secara aturan, lanjut bos PT Prestasi Ide Jaya ini, secara aturan, BUMN minimal menjalankan 2 persen kuota pegawai disabilitas. Perusahaan swasta minimal 1 persen. Menurut Eddy, ini tidak mudah.
“Namun ini merupakan perbuatan yang baik bagi perusahaan. Karena itu kami mendorong semua perusahaan menjalankan ini,” sambung pimpinan industri sepatu Surabaya.
Menurutnya, kendala yang dihadapi pabrik untuk menyerap disabilitas adalah fasilitas. Sebab, keterbatasan fisik membutuhkan tambahan sarana prasarana untuk difabel. Selain itu, ada pula kendala psikologis dan mental yang dialami pegawai disabilitas. Terutama, rasa minder karena berada di tengah-tengah karyawan lain.
“Kami menggandeng Universitas Brawijaya untuk melakukan pendampingan psikologis. Sebab, di salah satu perusahaan, awalnya ada 50 karyawan disabilitas, sisa 26. Persoalannya, mereka minder. Sehingga Apindo merasa perlu menjaga mental mereka agar tetap semangat kerja,” sambung Sam.
Namun, di sisi lain, banyak karyawan yang bertahan di perusahaan karena iklim yang baik. Yoga Dirgantara, karyawan tuna rungu dari PT Merapi Agung Lestari membenarkan. Dia mengaku telah menjadi karyawan sejak tahun 2009. Selama bekerja, dia mendapat kesempatan dan hak yang sama. Di perusahaannya, 3,6 persen dari total karyawan adalah disabilitas.
Ketua DPK Apindo Kabupaten Malang Sutjipto Harsono menargetkan jumlah perusahaan inklusi meningkat menjadi 50 perusahaan di 2023.
“Momen Temu Konsultasi Apindo dan Peduli Dunia Inklusi adalah mengajak perusahaan untuk meningkatkan serapan karyawan disabilitas,” katanya.
Kadisnaker Kabupaten Malang Yoyok Wardoyo mengamini. “Pemkab Malang memfasilitasi Temu Konsultasi Apindo dan Peduli Dunia Inklusi. Semoga semakin banyak disabilitas yang diserap sebagai tenaga kerja. Ini sekaligus menjadi rangkaian Hari Jadi ke-1262 Kabupaten Malang,” jelasnya.
Ditambahkannya, amanah UU no 8 tahun 2016 hendaknya dijadikan konsep oleh perusahaan untuk mempekerjakan lebih banyak lagi penyandang disabilitas.
“Tujuannya untuk mendapatkan persamaan hak dengan dapat bekerja sejajar dengan yang lain,” tandasnya.
![](https://javasatu.com/wp-content/uploads/2022/11/wp-1668777908539-700x394.jpg)
Sementara Itu, Bupati Malang, HM Sanusi MM, mengapresiasi langkah Apindo dan perusahaan yang memberikan kesempatan bekerja bagi difabel. Dari data yang dimiliki Pemkab Malang, ada sekitar 11.600 difabel di wilayah yang dipimpinnya.
“Pelaku perusahaan sudah memberikan trend positif dengan memberikan kesempatan kepda difabel.
Harapannya, makin banyak perusahaan yang mengikuti mempekerjakan difabel,” tandasnya. (Ayu/Arf)