JAVASATU.COM-LAMONGAN- Tahapan pembahasan perubahan APBD Tahun Anggaran 2024 di Kabupaten Lamongan resmi selesai. Hal ini ditandai dengan rapat paripurna yang digelar di ruang rapat DPRD Kabupaten Lamongan pada Sabtu (10/8/2024), dimana Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, bersama anggota DPRD Kabupaten Lamongan menandatangani persetujuan perubahan APBD tersebut.
Dalam perubahan APBD 2024, Bupati yang akrab disapa Pak Yes menyampaikan bahwa ada dua poin penting dalam pembangunan Kabupaten Lamongan, yakni pembangunan fisik dan non fisik.
Untuk pembangunan fisik, diungkapkan, fokus utama adalah penuntasan infrastruktur jalan melalui program prioritas Jalan Mantap dan Alus Lamongan (Jamula). Sementara itu, di bidang pembangunan non fisik, Pemerintah Kabupaten Lamongan berkomitmen untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas melalui program prioritas pendidikan terintegrasi dan gratis (Perintis).
“Perubahan ini menyoroti pentingnya melanjutkan pembangunan secara fisik dan non fisik. Khusus untuk pembangunan non fisik, Pemkab Lamongan berkomitmen melahirkan generasi yang berkualitas. Program Perintis tidak hanya memberikan beasiswa kepada siswa, tetapi juga mengasah kompetensi pengajar serta menyediakan sarana dan prasarana pendidikan,” jelas Pak Yes.
Selain pendidikan, sektor kesehatan juga menjadi fokus utama dalam pembangunan Kabupaten Lamongan. Bupati Yuhronur menekankan bahwa kedua sektor ini merupakan pilar penting dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Alhamdulillah, capaian IPM kita terus meningkat, dan semoga ini dapat terus dipertahankan. Dengan demikian, kita bisa mewujudkan misi untuk mencetak SDM unggul, berdaya saing, dan berakhlak yang responsif terhadap perubahan zaman,” tambah Pak Yes.
Perubahan APBD 2024 dilakukan dengan mempertimbangkan potensi daerah, isu strategis, capaian kinerja, serta hasil evaluasi yang matang. Postur akhir APBD mencatat pendapatan daerah yang diproyeksikan sebesar Rp 3,58 triliun, sementara belanja daerah dialokasikan sebesar Rp 3,53 triliun.
Dari perubahan tersebut, Kabupaten Lamongan berhasil memperoleh surplus sebesar Rp 53,08 miliar, yang menjadi penyeimbang dari defisit pembiayaan netto yang terjadi. (Sir/Arf)