JAVASATU.COM-GRESIK- Pembangunan yang berkemanusiaan, prinsip inilah yang dipegang oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik dalam segala kebijakannya, termasuk diantaranya dalam proyek pelebaran jalan raya Manyar. Proyek pelebaran jalan itu merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kabupaten Gresik.
Dalam sosialisasi pada bulan Juni silam, dijelaskan bahwa Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBJN) Jawa Timur sebagai pelaksana proyek mengungkapkan bahwa pelaksanaan pelebaran ruas jalan nasional ini akan dilakukan sepanjang 3,7 kilometer dengan median jalan (trotoar) 3 meter dan diperkirakan menelan anggaran dari APBN sebesar RP15 miliar. Anggaran tersebut murni peruntukannya untuk pengerjaan pelebaran jalan, sedangkan untuk pengadaan lahan menjadi wilayah kewenangan dari Pemerintah Kabupaten Gresik.
Tidak selesai disitu, Pemkab Gresik juga tidak berlepas tangan terhadap masyarakat yang tempat usahanya terdampak proyek pelebaran jalan raya Manyar. Hingga saat ini, Pemkab Gresik di bawah nahkoda Bupati Fandi Akhmad Yani sedang mengupayakan pembangunan stan pujasera sebagai tempat relokasi bagi kelompok masyarakat terdampak.
Awalnya, proyek pengerjaan pembangunan stan pujasera tersebut rencananya akan dikerjakan dengan gotong royong bersama beberapa perusahaan melalui dana Corporate Social Responsiblity (CSR) yang berada diwilayah PSN Manyar tersebut. Sosialisasi terkait peran serta perusahaan tersebut sejatinya sudah jauh-jauh hari dilakukan baik oleh Pemkab Gresik lewat Camat maupun dari Forum Komunikasi Lingkungan Hidup Perusahaan-perusahaan di Sekitar Kecamatan Manyar (Formula Pertama).
Hal inilah yang coba ditindak lanjuti Pemkab Gresik dalam kegiatan Koordinasi Percepatan Pembangunan Stan Relokasi Untuk Pelebaran Jalan Raya Manyar yang diadakan di ruang Putri Mijil, kompleks Pendopo Kabupaten Gresik, Senin (1/8/2022) sore.
Dihadapan perwakilan beberapa perusahaan wilayah Manyar yang diundang, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menekankan bahwa kepentingan pembangunan stan relokasi ini selain untuk masyarakat sekitar, juga kepada perusahaan itu sendiri. Oleh karenanya akan sangat indah apabila proyek ini bisa rampung dengan kerja sama antara pemerintah Kabupaten Gresik dan perusahaan sekitar.
“Kami dari pemerintah daerah ingin memberikan solusi kepada masyarakat sekitar yang lahannya kena pelebaran jalan, jadi tidak hanya sekedar menggusur tetapi kami sediakan adanya relokasi dengan mekanisme keterlibatan bersama,” ujar Bupati Yani.
Bupati Yani mempertegas kembali mengenai bagaimana komitmen perusahaan dalam pembangunan stan relokasi tersebut, apakah masih akan diteruskan sesuai rencana awal dengan keterlibatan bersama atau murni dibangun Pemkab Gresik.
“Kalau memang ini tidak diteruskan sesuai rencana awal, maka kami yang akan bertindak dengan menggunakan dana APBD melalui mekanisme P APBD yang ada untuk membangun stan relokasi tersebut,” tegas Bupati Yani.
Langkah ini diambil Pemkab Gresik lantaran stan relokasi ini ditargetkan sudah berdiri pada tahun ini lantaran BBJN menjadwalkan pelelangan pelebaran jalan raya Manyar paling lambat pada bulan November dan pengerjaannya dimulai di bulan Januari 2023.
Hasilnya, perwakilan pengusaha yang hadir menyatakan sepakat untuk menjalankan pembangunan sesuai rencana awal yakni dengan keterlibatan bersama dan ini akan dikonfirmasi lebih lanjut dalam waktu dekat.
Sebagai informasi, Stan Pujasera ini nantinya dibangun dengan kapasitas 56 stan dan dilengkapi dengan sarana penunjang seperti taman dan fasilitas umum yang memadai dengan lahan parkir luas, musala, serta arena permainan dan dianggarkan membutuhkan dana sebesar RP2,5 Miliar. (Bas/Arf)