JAVASATU.COM-MALANG- Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, menegaskan komitmen pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan melalui pendekatan berbasis data tunggal dan pemberdayaan berkelanjutan. Hal itu disampaikan dalam prosesi graduasi 500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Malang, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2025.
“Presiden ingin penanganan kemiskinan itu seperti perintah undang-undang, yaitu terarah, terpadu, dan berkelanjutan,” ujar Saifullah Yusuf.

Ia menekankan bahwa proses graduasi tidak boleh hanya bersifat simbolis. Setiap KPM yang dinyatakan lulus telah melalui proses pendampingan dan verifikasi menyeluruh, termasuk pekerjaan, pendapatan, hingga kebutuhan lanjutan.
“Kami tidak ingin hanya seremonial. Semua yang digraduasi hari ini ada profilnya. Kita dampingi terus, tidak dilepas begitu saja,” lanjutnya.
Program graduasi ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk menghapus kemiskinan ekstrem, dimulai dengan perbaikan sistem data. Pemerintah kini menggunakan data tunggal sosial ekonomi nasional yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sehingga semua kementerian dan daerah merujuk pada satu sumber yang sama.
“Kota atau provinsi tidak boleh punya data sendiri. Data ini dinamis, dan kita sedang pastikan keberadaan 7 juta penduduk yang NIK-nya tidak aktif,” jelasnya.

Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, menyambut baik kegiatan tersebut dan menyatakan kesiapan kampus untuk bersinergi dengan pemerintah, khususnya dalam mendukung program sosial berbasis pemberdayaan.
“Kami di kampus tidak ingin hanya menjadi menara gading, tetapi langsung berdampak kepada masyarakat. UB memiliki banyak teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan oleh para wisudawan sosial,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pendidikan tidak terbatas pada ruang kelas, tetapi berlangsung sepanjang hayat.
“Belajar itu dari lahir sampai meninggal. Hari ini, Bapak Ibu telah lulus dari sekolah kehidupan. Kami ucapkan selamat,” tambahnya.
Acara ini momen kolaborasi nyata antara negara dan lembaga pendidikan dalam memperkuat ketahanan sosial, menghapus kemiskinan ekstrem, serta memaknai Hari Pendidikan Nasional dengan langkah konkret. (Jup)