JAVASATU.COM-GRESIK- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik terus berupaya mengurangi sampah plastik melalui program Nawa Karsa Gresik Lestari, salah satunya dengan mengurangi penggunaan popok sekali pakai. Dalam sosialisasi “Gresik Bebas Popok Sekali Pakai”, Plt Bupati Gresik Aminatun Habibah, yang akrab disapa Bu Min, menyatakan dukungannya terhadap program yang diinisiasi oleh Common Seas Indonesia ini.

“Kami mengapresiasi inisiatif ini sebagai bentuk kolaborasi untuk memperkenalkan popok pakai ulang ke masyarakat,” ungkap Bu Min, Selasa (15/10/2024).
Melalui program Bumbi (Dari Bunda untuk Bumi dan Bayi), pemerintah bersama masyarakat berupaya mengurangi pencemaran lingkungan dengan tidak lagi menggunakan popok sekali pakai.
Bu Min menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan visi misi Pemkab Gresik untuk menjaga kelestarian lingkungan, terutama karena wilayah Gresik dilalui oleh Sungai Bengawan Solo dan Kali Lamong, yang rentan terhadap pencemaran limbah rumah tangga.
“Membuang sampah ke sungai adalah kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan polusi air. Kita harus menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat,” katanya.
Lebih lanjut, penggunaan popok pakai ulang dinilai dapat membantu mengurangi pengeluaran rumah tangga, di mana dana yang sebelumnya dialokasikan untuk membeli popok sekali pakai dapat digunakan untuk kebutuhan gizi bayi.
Bu Min berharap program ini terus berlanjut dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Gresik,” ujarnya.
Sementara itu, Celia Siura, Founder Program Bumbi, menyampaikan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam mengatasi masalah sampah popok sekali pakai. Dalam sosialisasi tahap awal ini, Bumbi memberikan bantuan popok pakai ulang kepada 200 bayi, dengan harapan bisa mencapai target 100.000 bayi pengguna popok pakai ulang di Gresik.
“Selain memperkenalkan popok pakai ulang, Program Bumbi juga memberdayakan perempuan lokal dan kelompok disabilitas melalui pelatihan menjahit produk-produk ramah lingkungan, seperti popok dan pembalut pakai ulang,” imbuhnya mengungkapkan.
Celia juga mengungkapkan bahwa di Kabupaten Gresik terdapat lebih dari 100.000 bayi berusia 0-4 tahun, dengan potensi sampah plastik popok mencapai 24.600 ton per hari.
Turut hadir dalam acara ini Asisten Perekonomian dan Pembangunan Misbahul Munir, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sri Subaidah, serta perwakilan perusahaan yang terlibat dalam program CSR. (Bas/Arf)