JAVASATU.COM-MALANG- Inovasi metode Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa (Jarik Ma’Siti) yang dikembangkan oleh SMP Negeri 10 Kota Malang telah terpilih sebagai salah satu Finalis Top Inovasi Pelayanan Publik 2023. Keputusan ini diumumkan melalui Surat Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PAN RB Nomor: B/308/PP.00.05/2023, tanggal 16 Juni 2023.

Jarik Ma’Siti berhasil masuk dalam daftar Top 99 inovasi terbaik nasional dari total 2.135 inovasi yang diajukan dari seluruh Indonesia pada tahun ini. Prestasi ini dianggap sebagai dorongan semangat oleh Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif di Kota Malang.
“Dalam akses pendidikan yang setara, anak-anak kita, termasuk anak-anak istimewa, memiliki hak yang sama. Saya sangat bangga dengan apresiasi ini untuk mereka semua, para guru yang terus berjuang, dan semua pihak yang bekerja sama dalam inovasi Jarik Ma’Siti. Semoga ini memperkuat semangat dalam melayani publik dengan lebih baik,” kata Sutiaji pada Sabtu (17/6/2023).
Jarik Ma’Siti merupakan pendekatan yang lahir dari permasalahan ketimpangan rasio guru pendamping khusus dengan siswa istimewa di sekolah reguler/non inklusi seperti SMPN 10 Kota Malang.

Salah satu guru inovator Jarik Ma’Siti, Dra. Kusiyah, mengungkapkan bahwa pengembangan metode ini dimulai pada tahun 2019 dan melibatkan niat tulus dan kesepahaman dari semua pihak untuk membantu siswa. Ia mengaku terkejut bahwa inovasinya mendapatkan pengakuan sebagai wakil Kota Malang di tingkat nasional.
“Ketika kami dapat membantu siswa istimewa, kami merasa senang dan tidak ada perasaan berat hati. Kami berterima kasih kepada banyak pihak, termasuk dari kampus UB. Kami juga tidak menyangka dapat masuk sebagai finalis tahun ini,” ujar Kusiyah dengan haru.
Melalui serangkaian teknik pemetaan dan asesmen yang disebut Gadis Mening Pinter (Gali Data, IdentifikaSi, AssesMENt, planNING matriks, program Pembelajaran INdividual dan TERapi) sekolah ini mampu menyediakan instrumen adaptif bagi guru dan siswa sehingga kesulitan pembelajaran dapat diatasi.
Hasilnya, Jarik Ma’Siti telah membantu 570 siswa dalam lima tahun terakhir dan telah direplikasi di beberapa sekolah di Kota Malang.

Menanggapi pencapaian ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, SE, MM, optimis bahwa inovasi ini dapat berhasil diimplementasikan di berbagai sekolah yang menghadapi masalah serupa.
“Kami telah menyiapkan kebijakan replikasi untuk seluruh sekolah di Kota Malang. Dengan Jarik Ma’Siti ini, siswa istimewa dan siswa reguler dapat bergabung tanpa perbedaan,” jelasnya.
Tambahan informasi, setelah terpilih sebagai salah satu finalis, Jarik Ma’Siti akan mengikuti tahap presentasi dan wawancara oleh Tim Independen yang ditunjuk oleh Kementerian PANRB. Tahapan ini akan berlangsung mulai tanggal 26 Juni hingga 17 Juli 2023 untuk menentukan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023. (Dop/Arf)