JAVASATU.COM-MALANG- Universitas Negeri Malang (UM) menegaskan komitmennya terhadap penyelenggaraan seleksi pendidikan tinggi yang adil dan inklusif dengan memberikan layanan khusus bagi peserta berkebutuhan khusus dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.
Sebanyak 14.826 peserta mengikuti UTBK SNBT di UM tahun ini, termasuk 11 peserta berkebutuhan khusus yang terdiri dari tunarungu dan tunadaksa. Untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran mereka selama mengikuti ujian, UM menyediakan pendampingan khusus sejak peserta memasuki area kampus hingga selesai mengerjakan ujian.
Rektor UM, Prof Dr Hariyono, yang memimpin langsung monitoring pelaksanaan UTBK hari ini, menyampaikan bahwa seluruh peserta harus mendapatkan hak layanan yang setara.
“Alhamdulillah, teman-teman panitia di bawah koordinasi WR I UM telah bekerja dengan sangat baik. Kita ingin memastikan seluruh peserta, termasuk saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus, mendapatkan layanan terbaik dari UM,” ujarnya, Rabu (23/04/2025) pagi.

Pelaksanaan monitoring dilakukan di beberapa titik lokasi, seperti Laboratorium Gedung Kuliah Bersama A20 Lantai 8 dan Laboratorium FMIPA Gedung B24. Rektor didampingi jajaran pimpinan universitas, termasuk Wakil Rektor I Prof Ibrahim Bafadal, Wakil Rektor II Prof Dr Puji Handayati, serta Direktur Pendidikan Prof Suyono dan Koordinator Pelaksana UTBK SNBT UM Dr Rizky Firmansyah.
Selain memastikan kesiapan teknis seperti listrik, komputer, dan jaringan, UM juga menyediakan fasilitas tambahan berupa air minum (AIRUM) gratis bagi seluruh peserta.
Wakil Rektor I, Prof Ibrahim Bafadal, menjelaskan bahwa seluruh unit kerja telah dikonsolidasikan untuk menyukseskan pelaksanaan UTBK.
“Kami telah lakukan koordinasi bersama baik itu dari segi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), layanan kelistrikan/PLN, pengawas, teknisi dan pihak keamanan. Semuanya menyatakan siap memberikan layanan terbaik,” ungkapnya.
Dengan mengoperasikan 64 laboratorium komputer yang tersebar di seluruh fakultas, UM memastikan setiap peserta memperoleh fasilitas yang memadai. Pendampingan bagi peserta difabel menjadi prioritas sebagai wujud nyata inklusivitas dalam dunia pendidikan tinggi.
“Layanan yang ramah tidak boleh menghilangkan kepekaan dan ketegasan terhadap potensi kecurangan. Alhamdulillah, sampai pagi ini belum ditemukan indikasi kecurangan dari peserta,” tutup Rektor UM.
Dengan semangat melayani semua kalangan secara setara, UM berharap pelaksanaan UTBK tahun ini menjadi contoh baik dalam menciptakan proses seleksi yang adil, ramah, dan humanis. (Jup)