JAVASATU.COM-MALANG- Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang resmi memberangkatkan 316 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) berbasis pesantren pada Rabu (15/01/2025).

Seremonial pelepasan berlangsung meriah di lapangan utama Yayasan Pendidikan Islam Raden Rahmat, ditandai dengan pelepasan balon udara dan pembacaan puisi beriringan musik pop alternatif.
Mengusung tema “Peran Strategis Pesantren sebagai Social Engagement dalam Pemberdayaan Masyarakat Berdampak dan Berkelanjutan”, program ini akan berlangsung selama 40 hari.
Para mahasiswa akan tinggal di dalam atau sekitar pondok pesantren di wilayah Malang Raya dan Blitar untuk menjalankan berbagai program pemberdayaan masyarakat.
“Mahasiswa akan live-in di pesantren agar lebih mudah memobilisasi program yang telah disepakati,” ujar Dafis Ubaidillah Assiddiq, S.IP., M.IP., ketua pelaksana KKN sekaligus dosen senior Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unira Malang.
Sebelum diberangkatkan, mahasiswa telah mengikuti berbagai pelatihan, seperti observasi pesantren, workshop Asset-Based Community Development (ABCD) yang dipandu oleh Dr. Sutomo, serta pelatihan jurnalistik dan videografi yang masing-masing diisi oleh Budi Susilo dan Eko Hari Suwito.

Program Pemberdayaan Masyarakat Pesantren
KKN berbasis pesantren ini merupakan terobosan baru yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
“Pesantren memiliki tiga fungsi strategis: dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Program ini fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui inovasi berbasis pesantren,” jelas Dr. Abdillah U. Djawahir, SE., MM., Kepala LPPM Unira Malang.

Adapun program yang akan dijalankan meliputi:
- Inovasi Ekonomi Berbasis Pesantren
-
Pesantren Tematik dan Pelestarian Budaya Lokal
-
Digitalisasi Pesantren untuk Pemberdayaan
-
Penguatan SDM Santri di Era Society 5.0
Sinergi Pesantren, Perguruan Tinggi, dan NU
Rektor Unira Malang, H. Imron Rosyadi Hamid, SE., MSi., yang akrab disapa Gus Imron, menyebut program ini sebagai wujud sinergi strategis antara pesantren, perguruan tinggi, dan Nahdlatul Ulama (NU).
“Pesantren menyediakan basis tradisional dan spiritual, perguruan tinggi menawarkan inovasi dan keilmuan, sementara NU memfasilitasi kebijakan dan gerakan sosial,” tuturnya.
Gus Imron, yang juga Wasekjen PBNU, menambahkan bahwa kolaborasi ini mampu mendorong perubahan signifikan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya di bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan.

Pesan untuk Mahasiswa KKN
Wakil Rektor III Unira, Dr. Hasan Bisri, mengingatkan mahasiswa untuk menjaga nama baik kampus dan aktif mempromosikan hal positif melalui media sosial.
“Kampus akan memberikan apresiasi khusus kepada mahasiswa yang aktif mengabarkan hal-hal baik,” ujarnya.
Seremonial ini juga dihadiri oleh Dr. H. Muhammad Hanif, MPd, dan Dr. H. Muh. Arifin dari Kementerian Agama Kabupaten Malang.
Selain itu, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Unira Malang dan Kemenag untuk kerja sama di berbagai bidang.

Dengan peluncuran program ini, Unira Malang menegaskan komitmennya sebagai bagian dari Perguruan Tinggi NU dalam memperkuat peran pesantren sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. (Jup/Nuh)