JAVASATU.COM-MALANG- Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI-P Kabupaten Malang, Didik Gatot Subroto tak kuasa membendung air mata, kala berada di rumah asuh anak dan lansia (RAAL) Griya Asih di Desa Ngamarto, Kecamatan Lawang, Minggu (5/4/2020).
Berlinang air mata dan sedikit sesegukan saat Didik memberikan sambutan terkait kedatangannya memberikan bantuan berupa 1/2 ton beras dan beberapa dus mie instan dari DPC PDIP Kabupaten Malang untuk meringankan beban masyarakat ditengah pandemi Covid-19 ini.
Didik merasa tersentuh hatinya dan iba, karena di saat banyak orang hidup berkecukupan, namun kenyataanya tidak sedikit pula masyarakatnya yang hidup seadanya bahkan kekurangan.
“Di saat kami bisa makan, saudara-saudara kami ternyata ada yang harus kami perhatikan, ini termasuk menjadi kewajiban saya. Hati kami sebenarnya ingin memberikan lebih dari ini. Semoga bantuan yang sedikit ini bisa membantu, semoga bisa membantu paling tidak untuk satu bulan ini” kata Didik, dalam sambutannya di depan para pengurus, lansia dan anak-anak RAAL Griya Asih.
Pria yang juga mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Malang ini juga tidak menampik bahwa pandemi Covid-19 membawa dampak yang luar biasa. Terutama dalam sektor ekonomi.
“Akhirnya, kami bersama-sama pengurus partai ingin berbuat, kami tidak bisa memberikan yang cukup, tapi semoga ini bisa bermanfaat” tutur Didik.
Memang sebelum memberikan sambutan, Didik mendengarkan keluhan dari pengurus Bendahara RAAL Griya Asih, Suprawoto, jika para pengurus bingung harus menghadapi situasi sesulit ini.
“Tiga bulan ini yang penting bisa makan, bayar listrik, bayar air. Ternyata Tuhan mengutus orang-orang ini, termasuk pak Didik, Tuhan menunjukkan bahwa masih ada orang baik. Puji Tuhan ini ada tambahan beras, kami jadi tidak khawatir lagi tidak makan. Kami sangat berterimakasih” ucap Suprawoto.

Suprawoto pun menerangkan, di RAAL Griya Asih ada 20 orang lansia dan 13 anak-anak. Mereka hidup disini menerima apa adanya dan mendapat perhatian dari 18 orang dermawan.
“Disini panti jompo dan panti asuhan, khusus perempuan. Kalau lansia itu usianya paling muda 68 tahun, paling tua 102 tahun. Ada yang masih punya anak, keluarga, menantu, ada yang sebatang kara. Kalau anak-anak dari usia 7 tahun, sampai yang paling besar sudah kuliah. Mereka juga ada yang punya orang tua, ada yang single parents, ada yang tidak punya orang tua” pungkas Suprawoto. (Agb/Arf)