JAVASATU.COM-GRESIK- Polres Gresik melalui Polsek Kebomas melakukan pembinaan dan penyuluhan tentang pelecehan seksual secara verbal maupun fisik di sekolah. Langkah ini untuk mencegah terjadinya aksi kurang terpuji yang menimpa para pelajar di Gresik.
Dengan membuat program inovasi unggulan SAPO SALAH (Satu Polisi Satu Sekolah) memiliki tujuan sebagai salah satu problem solving penanganan siswa siswi jika ada melakukan pelanggaran.
Sebagai materi awal disampaikan pembinaan dan penyuluhan tentang pelecehan seksual dan pencabulan di sekolah. para pelajar bisa langsung menyampaikan yang dialami ke polisi.
Kegiatan diikuti sekitar 130 Siswa-siswi SMA Semen Gresik Jalan Veteran Kelurahan Gending Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik, Senin (16/1/2023).
Wakil Kepala Sekolah sekaligus bagian kesiswaan Fajrul menyambut baik program SAPO SALAH atau satu polisi satu sekolah ini sebagai salah satu problem solving berdampingan dengan guru pembimbing konseling untuk siswa siswi yang melakukan pelanggaran dan sebagai pembinaan di sekolah, memudahkan jika membutuhkan bantuan dari kepolisian.
“Bahwa Program SAPO SALAH atau Satu Polisi Satu Sekolah cocok sekali dengan pembinaan dan penyuluhan terkait maraknya kasus pelecehan seksual secara verbal maupun fisik,” ujar Fajrul.
Sementara Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis melalui Kapolsek Kebomas Kompol I Made Jati Negara menjelaskan ini bertujuan untuk membina serta mendidik para pelajar agar paham dan mengerti terkait tindakan kejahatan tersebut yang ada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
“Dampak tindak Kejahatan pelecehan seksual dan pencabulan di lingkungan sekolah merasa selalu tidak aman, ketakutan dan trauma bagi korban, para pelajar bisa langsung menyampaikan ke polisi,” ujar Kompol Made Jati Negara.
Lebih lanjut dalam upaya pencegahan, Kanit Binmas Iptu Sri Maryani melalui program SAPO SALAH atau satu polisi satu Sekolah menyediakan layanan laporan dan pendampingan bagi korban serta dukungan sosial.
“Berharap kehadiran kami di sekolah mewakili polisi pembinaan masyarakat khususnya siswa-siswi mencegah kenakalan remaja, konseling juga lebih dekat membuat para pelajar taat pada aturan. Mungkin banyak pelajar malu tidak berani bicara mengenai apa yang mereka alami agar bisa langsung whatsapp, telepon mudah-mudahan bisa menjadi problem solving,” pungkasnya. (Bas/Nuh)