Javasatu,Gresik- Meski sedikit terbentur APBD di masa pandemi, renovasi Gedung Nasional Indonesia (GNI) Gresik tetap bakal diwujudkan. Renovasi rencananya akan dilakukan tahun 2021.
Bertempat di Pendopo Alun alun Kecamatan/Kabupaten Gresik Rabu malam (26/5/2021) pembahasan dan sosialisasi renovasi GNI digelar. Hadir dalam acara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Gresik Syaikhu Busiri, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Gresik Gunawan Setijadi, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Gresik, Budi Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gresik Agustin Halomoan Sinaga serta perwakilan seniman gresik.
Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik mengatakan, adanya renovasi GNI adalah bentuk perhatian Pemkab Gresik kepada para pekerja seni yang ada di Kabupaten Gresik.
“Untuk renovasi GNI Gresik insha allah akan kami wujudkan pada tahun ini (2021, red). Ini sebagai bentuk perhatian kami (Pemkab Gresik, red) kepada para pegiat dan pekerja seni di Gresik, terutama di masa pandemi ini, para pekerja seni sangat terdampak. Dengan niat dan bismillah, renovasi GNI Gresik diberikan kelancaran” ungkap Bupati Gresik, Rabu (26/5/2021) malam.
Selain itu, renovasi GNI juga sebagai upaya revitalisasi seniman Gresik usai diterpa badai Covid-19.
“Hampir satu tahun setengah kami berada di masa pandemi. Semoga dengan adanya renovasi ini, seniman Gresik bisa bangkit seperti dulu. Ini hanya renovasi bukan membongkar. Artinya hanya memperbaiki yang rusak saja, tanpa merubah bentuk aslinya” tegas Gus Yani.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Gresik Gunawan Setiaji mengatakan, perbaikan itu nantinya mengembalikan bentuk aslinya dari yang sudah rusak. Misalnya rangka atap yang perlu diperbaiki, jendela, hingga tempat duduknya.
“Kami hanya pembangunan renovasi saja, nanti pemanfaatannya oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sebelumnya, selama ini Gedung GNI terlihat tidak terurus. Setelah selesai nanti, rencananya gedung itu bakal menjadi sentra teater dan kesenian Gresik” kata Gunawan Setijadi.
Terkait dengan itu, Kepala Disparbud Gresik Agustin Halomoan Sinaga menuturkan, gedung itu nantinya secara khusus untuk kesenian. Terutama teater, dan nanti ada beberapa fasilitas penunjang.
“Iya, untuk pengelolaannya masuk di kami (Disparbud, red). Semoga proses renovasi berjalan lancar” ungkap Sinaga kepada media ini.
Secara terpisah, Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Jatim Wicaksono Dwi Nugroho menyebut, perbaikan cagar budaya butuh kehati-hatian. Sebab ada aturan atau undang-undang yang mengikat bangunan itu. Jika ada kesalahan, tentunya akan menjadi masalah dikemudian hari.
“Jangan sampai maksud hati ingin memperbaiki malah merusak cagar budaya itu sendiri. Untuk itu, antisipasi, pemkab seharusnya melakukan pengkajian lebih dulu. Mana yang rusak dan harus diperbaiki tanpa harus merubah bentuk aslinya bangunan,” tandasnya. (Bas/Saf)
Comments 1