JAVASATU.COM- Pagi di Perum BP Wetan terasa berbeda, Jumat (14/11/2025). Udara masih lembap, namun Bundaran Tugu Masjid Al Hikmah sudah dipenuhi ratusan jemaah yang perlahan menghamparkan sajadah. Mereka datang dari berbagai sudut RW 06, menyatu dalam rutinitas yang mereka sebut Siturrahmi Jumat Isuk (SIJI).

Di bawah langit yang mulai menguning, lantunan sholawat menggema. Suaranya mengayun lembut, mengantar suasana khidmat yang menjadi ciri khas kegiatan rutin Jumat pagi ini.
Pagi yang Dimulai dengan Syukur
KH Muhammad Zainul Amin Ismail, yang pagi itu memimpin pengajian, membuka tausiyahnya dengan ungkapan syukur dan doa. Ia mendoakan seluruh jemaah agar digolongkan sebagai hamba-hamba yang pandai mensyukuri nikmat Allah, termasuk nikmat berkumpul, mengaji, dan bersholawat.
“Kesabaran dan ketaatan adalah jejak yang ditinggalkan Nabi. Kita belajar pelan-pelan menapaki jejak itu,” tuturnya.
Ayat Al-Baqarah 45 pun mengalir dari lisan sang kiai, mengingatkan bahwa sabar dan salat adalah pegangan utama orang-orang beriman.
Tentang Takdir, Ikhtiar dan Larangan Berharap Kematian
Dalam suasana yang sunyi dan penuh perhatian, KH Zainul Amin membacakan hadits Anas bin Malik tentang larangan mengharap kematian karena musibah. Baginya, hadits ini bukan sekadar pesan, tetapi pengingat bahwa hidup adalah amanah.
“Jika seseorang terpaksa meminta yang terbaik, maka mintalah agar Allah memberi umur selama umur itu membawa kebaikan, dan mengambil nyawa jika kematian lebih baik bagi kita,” ujarnya pelan, namun tegas.
Jemaah menyimak dengan wajah tenang. Beberapa mengangguk, seakan menemukan jawaban dari kegelisahan hidup masing-masing.
Doa yang Menutup Pagi
Menjelang akhir acara, sang kiai mengangkat tangan, diikuti ratusan jemaah. Doa mengalun, memohon keberkahan bagi keluarga, keturunan, rumah, hingga lingkungan tempat tinggal.
Harapan terakhir yang dipanjatkan bersama pun sederhana namun penuh makna: husnul khotimah.
Kegiatan rutin SIJI ini telah menjadi ruang menenangkan bagi warga BP Wetan setiap Jumat pagi. Sebuah jeda dalam rutinitas kota, tempat jemaah kembali sejenak untuk mengisi batin dan memperbaiki langkah. (bas/arf)