JAVASATU.COM-MALANG- Ramah dan bersahaja, begitulah kesan pertama saat mengenal sosok Haji Muhammad Iksan (70), warga Perumahan Araya, Kecamatan Blimbing Kota Malang. Sosok yang penuh tawa dan sangat disegani warga sekitar Arjosari, Kota Malang.

Dirinya merupakan pencetus berdirinya Pasar Rakyat di kawasan perumahan Araya pada tahun 2005 silam. Berkat berdirinya Pasar Rakyat, warga sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan belanja harian di rumah. Pasalnya, saat itu akses warga ke pasar tidak mudah karena lokasi pasar yang jauh dari permukiman.
Seiring berjalannya waktu, pasar rakyat semakin berkembang menjadi pasar tradisional yang lebih besar. Di sini juga menjual berbagai barang berkualitas premium untuk warga sekitar Perumahan Araya Kota Malang.
“Pasar ini saya dirikan 2005 silam, saat itu tidak ada pasar di sini, jadinya saya inisiatif membuat pasar sendiri supaya warga belanjanya itu nggak bingung dan semakin mudah. Yaa alhamdulillah kalau sekarang pasar ini sudah memberikan banyak manfaat bagi warga dan umat. ” ujarnya.
Hingga saat ini ada sekitar 100 pedagang lebih yang membuka lapak jualannya di Pasar Rakyat. Hal ini juga membantu mengentaskan angka pengangguran dilingkungan setempat yang turun drastis karena sebagian warga yang tidak memiliki pekerjaan, memanfaatkan pasar rakyat untuk berdagang.
“Ya alhamdulillah, bisa membantu orang orang sini yang saat itu belum punya kerjaan bisa berdagang disini. Mulai dari yang gak punya apa apa sampai anaknya bisa seolah hingga S2,” imbuhnya.
Dalam setiap perjalanan hidupnya, Ikhsan selalu ingat kepada Allah atas segala nikmat yang telah diterima. Hal tersebut ditunjukan dari berdirinya musala Al Ikhlas yang tak jauh dari lokasi Pasar Rakyat.
“Baik pasar maupun musala semuanya datang dari Allah semata. Saya hanya hamba perantara saja yang kebetulan perantaranya lewat saya. Semua untuk kepentingan umat. saya mung nyuwun (saya hanya minta) sama Allah saja, gak ada dari lain lain atau sponsor. Juga ada ambulance kalau mau dipakai saya gratiskan semua.” paparnya.
Memiliki jiwa yang dermawan, merupakan ekstraksi dari pengalaman hidupnya selama ini. Pria asli Arjosari tersebut sempat terjerumus dalam lembah dunia hitam yang menyesatkan dirinya selama ini.
Dulu Kelam, Kini Hanya untuk Jalan Allah
Sebagai anak lelaki satu satunya, anak ketiga dari 6 bersaudara Pasangan Almarhum Lajid dan Almarhumah Kasemi tersebut hidup dalam keluarga yang kurang beruntung. Sehari hari, Iksan muda harus hidup bersama ke lima saudarinya dalam kondisi sulit ekonomi.
Hal tersebut memantik semangat Iksan muda untuk merantau ke Jakarta. Dengan modal seadanya, dia pergi untuk mengadu peruntungan nasib di Ibu kota.
Kerasnya kehidupan jalanan di Ibu kota era tahun 1977 hingga 1979 terbilang cukup kelam. Demi menyambung hidup, dirinya terpaksa harus menjadi pengamen jalanan, calo hingga masuk dalam kehidupan preman.
“Masa itu serba sulit, segalanya sudah saya lakukan demi bertahan hidup, sebut saja. tapi Alhamdulillah, Allah menegur saya dan kini hanya bertaubat dan mengandalkan Allah dalam segala hal,” kata Iksan.
Deretan mobil mewah pun Iksan miliki. Sejumlah 14 unit. Terdiri dari Rubicon tahun 2016, Toyota Camry, Peugeot, Harrier dan belasan lainnya tidak membuatnya jumawa. Memiliki pengelolaan parkir di Arjosari dan di Sulfat serta pengelola pasar rakyat di sekitar terminal Arjosari, Kota Malang semua hanya untuk Umat.
Kini, Iksan hanya mewakafkan dirinya hanya di jalan Allah. bahkan Iksan didapuk mejadi Bendahara Nahdlatul Ulama cabang Blimbing Kota Malang.
“Dulu sya selalu bikin susah orang, sekarang gimana caranya orang orang bisa terbantu terutama untuk yang dijalan Allah seperti bekerja dan musala ini. Semua hanya titipan Allah. Kita hidup hanya sementara dan yang penting ikhlas. Utamakan sedekah untuk membantu orang banyak,” tutur H Muhammad Ikhsan mengakhiri pembicaraannya. (Dop/Saf)