JAVASATU.COM-MALANG- Sudah ribuan ekor sapi milik peternak wilayah Malang Barat meliputi Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kecamatan Kasembon yang mati akibat terpapar wabah Penyakit Kulit dan Kuku (PMK).

Karena tidak ada lahan, sapi-sapi yang mati tersebut selain dikubur dipekarangan peternak, juga dikubur di area milik perhutani yang terletak di desa setempat.
Kepala Dusun Krajan, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Asmawi mengatakan, hingga saat ini di desanya, sudah ada sekitar 120 ekor lebih sapi yang dilaporkan mati akibat wabah PMK.
“Awalnya, sapi-sapi milik warga yang mati hanya dikuburkan di pekarangan rumah mereka masing-masing,” terangnya, Selasa (14/6/2022).
Dia menerangkan, karena jumlah sapi yang mati terus bertambah dan ukuran sapi yang mati relatif besar, masyarakat sempat kebingungan untuk mencari lahan guna menguburkan bangkai-bangkai sapi ini.
“Dulu awalnya dikubur di pekarangan, tapi itu tidak bisa untuk warga yang pekarangannya kecil,” jelasnya.
Menyikapi permasalahan tersebut, Muspika Kecamatan Pujon akhirnya berkoordinasi dengan pihak Perhutani, agar menyediakan lahan untuk digunakan menguburkan sapi yang mati akibat PMK.
“Sempat pihak perhutani takut kalau mencemari lingkungan, tapi bangkai itu akan menambah subur, apalagi lokasinya di area hutan di wilayah Dusun Krajan, Desa Pujon Kidul,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kurang lebih 100 meter persegi merupakan tempat bangkai-bangkai sapi dikuburkan, tapi ada satu lubang berukuran cukup besar yang digunakan untuk mengubur 10 bangkai sapi sekaligus.
“Kalau di sini sudah ada sekitar 30-an ekor sapi. Ada yang satu lubang langsung 10 ekor. Itu ukurannya sekitar 4 meter kali 5 meter. Soalnya pernah satu hari itu, sapi yang meninggal 10 ekor sekaligus,” terangnya.
Selain di area tersebut, Asmawi menyebut juga ada titik lain yang digunakan untuk mengubur bangkai sapi. Lokasinya tak jauh dari lokasi pertama.
“Ada satu lagi di atas, tapi ternyata cuma muat untuk 5 ekor sapi saja,” pungkasnya. (Agb/Arf)