JAVASATU.COM-MALANG- Bendahara MWC NU Blimbing Kota Malang menjadi satu satunya orang yang menginisiasi terbentuknya Pasar Rakyat di kawasan Araya, kecamatan Blimbing Kota Malang. Pasar yang menampung ratusan lapak pedagang tersebut kini menjadi tumpuan warga sekitar untuk mencukupi kebutuhan sehari hari.

Berdiri sejak tahun 2005, Pasar Rakyat telah 18 tahun beroperasi. Selama itu pula warga setempat merasa sangat terbantu, mengingat Pasar Rakyat satu satunya pasar diantara terminal dan kawasan Elit Perumahan Araya Kota Malang.
Adalah Haji Muhammad Iksan, sosok dibalik berdirinya Pasar Rakyat. Ia seorang diri membuat pasar tersebut agar meringankan beban warga.
Iksan seorang diri mendermakan dana pribadi milikya untuk membiayai pembangunan pasar. Ia sendiri enggan merinci berapa yang telah disedekahkan untuk pembangunan pasar.
“Yang penting saya ikhlas membangun pasar rakyat untuk membantu masyarakat. Saya ingin membantu meringankan beban masyarakat dan apa yang diperbuat bisa dinikmati agar ekonomi masyarakat dapat ditingkatkan,” ujar Abah Iksan sapaan akrabnya.
Tak lupa mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Allah SWT yang telah mengkaruniakan rezeki yang berkah untuk kepentingan umat. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada manager Perum Araya yang membantu merealisasikan pasar rakyat.
“Alhamdulillah semua karena pertolongan sang maha kaya maha kuasa Allah SWT. Pak Amir (manager araya) juga sudah banyak membantu berdiri pasar disini” ungkapnya.
Berawal dari beberapa orang saja, kini pedagang sudah ada ratusan pedagang di pasar. Niatnya agar membantu masyarakat untuk dapat berniaga sebagai mata pencaharian yang halal.
“Ya kita ini kan nolong orang banyak, karna banyak orang yang butuh pekerjaan. Alhamdulillah sampai sekarang,” imbuhnya.
Dalam pengelolaanya Abah Iksan tidak pernah memungut biaya sewa atau menerapkan sistem bagi hasil. Seluruhnya dihibahkan untuk pedagang.
“Awal berdiri itu resmi tahun 2006. Terus Banyak orang yang daftar ke saya mau ngisi. Pada waktu itu saya suruh bayar 1,5 juta rupiah. Ya sudah itu aja sampai sekarang, kurang lebih sudah 18 tahun.,” ungkapnya.
Tak ayal pedagang setempat sangat menghormati sosok Abah Iksan. Dari yang semula sulit ekonomi hingga kini bisa mendapatkan hidup layak dan menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang pendidikan tertinggi.
“Yang tadinya orang ngontrak rumah sekarang bisa beli rumah. Terus anaknya sekolah semua, ya Alhamdulillah banyak yang jadi. Ya kita bersyukur kalau kita ini kan menjalani perintah Allah, satu amal sodakoh kedua ikhlas. Alhamdulillah kita bersyukur, semua kita kembalikan ke Allah,” paparnya.
Disinggung soal pemicunya membuat pasar, Abah Iksan mengaku semua dari Allah.
“Jadi kalau sudah hidayah turun itu mas Dion, siapapun bisa. Karena niat kita kan ikhlas nolong orang. Satu, hidup bersyukur, dikasih sehat ini sudah kaya. Lah kalau sudah sehat ya kita berjuang untuk masyarakat banyak. Kalau hidup sehat gak ada manfaatnya ya percuma. Makanya sodaqallah hul adzim , siapa yang sodakoh pasti panen,” katanya.
Hal ini diamini oleh salah satu pedagang pasar Rakyat, Sulistiani, yang sudah di sini sejak awal berdirinya pasar. Dari yang semua berjualan mandiri di rumah kini mampu membiayai sekolah anaknya.
“Saya di sini sejak anakku kelas 3 SD, sekarang sudah S2. Sebelumnya saya jualan dirumah jual makanan Matang gitu. Ya disini banyak saudaranya mas, seneng juga sih,” bebernya.
Senada dengan itu, pedagang daging ayam, Endang Winarsih juga merasakan hal yang sama.
“Sebelumnya saya jualan di pasar Madyopuro. Banyak kemajuan, persaingannya juga lebih sehat. Di sini baragnya bagus, kekeluargaannya juga guyub semua.,” kata dia.
Ke depannya Abah ingin terus bersedekah dengan membuat pondok anak yatim dan sekolah TK sampai SD gratis. Hal ini sudah dalam rencana Abah Iksan dalam waktu yang tidak disebutkan. (Dop/Nuh)