JAVASATU.COM-MALANG- Jumlah ternak sapi yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Malang berdasarkan catatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) setempat sudah tembus pada angka 4.677 ekor sapi.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang Sodiqul Amin mengatakan, dari jumlah tersebut terinci di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kasembon atau pada wilayah Malang Barat.
“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berencana untuk mengalokasikan anggaran kurang lebih sekitar Rp 3 Miliar untuk penanganan PMK,” ucapnya, Jumat (10/6/2022).
Namun demikian untuk mendapatkan anggaran tersebut harus sesuai dengan data dan kebutuhan di lapangan. Serta koordinasi antara Pemkab dengan DPRD Kabupaten Malang.
“Tapi angka itu masih belum dapat dipastikan, dan menunggu validitas jumlah ternak yang harus segera tertangani. Ya dua atau tiga hari ini diharapkan sudah ada data tersebut, dan pekan depan, minimal sudah ada besaran anggaran yang harus disiapkan untuk tanggap darurat itu,” tambahnya.
Politisi Partai NasDem ini menyebut, dalam waktu dekat kemungkinan akan terbit surat keputusan (SK) Bupati Malang terkait langkah-langkah yang lebih mendetil terkait penanganan wabah PMK. Termasuk di wilayah Malang Barat yang sekitar 75 persen penduduknya adalah peternak.
“Kalau ndak sinergi, mungkin saja di wilayah Malang Barat penyebaran PMK akan merata dan semua akan terpapar. Sedangkan di sana ada populasi ternak. Mungkin dalam waktu dekat akan segera turun SK Bupati terkait langkah-langkah penanganan wabah PMK ini,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, bahwa imbas dari wabah PMK ini, produktifitas susu di wilayah Pujon menurun. Dalam kondisi normal sebelum ada wabah PMK, produktifitas susu sapi di Pujon mencapai 114 ton per hari, setelah wabah tersebut menyerang kini hanya tinggal 85 ton per hari. (Agb/Arf)