JAVASATU.COM-MALANG- Keputusan bulat menghentikan produksi dilakukan oleh seorang pengusaha krupuk asal Desa Penarukan Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.

Menghentikan produksi krupuk yang dirintisnya sejak tahun 2003 itu, karena harga minyak goreng yang melambung tinggi ditambah lagi minyak goreng juga tidak ada di pasaran.
Dia adalah Surono (51) dengan memproduksi krupuk bernama ‘Sahabat’ yang juga mengaku harus memberhentikan 10 orang pegawainya, per Kamis (17/3/2022) ini.
“Ya per hari ini sudah berhenti mas ini cuma menjemur saja,” kata pemilik produsen kerupuk rumahan, Surono. Kamis (7/3/2022).
Surono menjelaskan, minyak goreng sekarang mahal dan mencekik, dari pantauannya harga di pasar sekarang Rp 24 ribu per satu liternya.
“Iya karena mahal nekek gulu (mencekik leher). Saat ini wes Rp 24 ribu per liter yo gak mau beli saya mas,” ujarnya mengeluh.
Sebelumnya, kurang lebih dua minggu terakhir saat minyak goreng langka dan harganya naik, pria asal Yogyakarta ini mengaku sudah merugi Rp 30 juta.
“Itu kalau diakumulasi sudah tekor Rp 30 juta mas. Tapi tetap saya lanjutkan produksi karena kasihan karyawan saya ada 10 itu. Jadi tetap lanjut. Kalau saat ini, yaudah gak bisa mas terpaksa saya harus berhentikan sementara karyawan saya,” ujarnya.
Dalam satu hari Surono membutuhkan 15 jurigen minyak goreng. Per-jurigennya berisi 16 liter minyak goreng.
“Kebutuhan itu untuk sehari. Sehari biasanya saya memproduksi 8 kwintal tepung kanji untuk kerupuk,” ujarnya.
Diakui oleh Surono, kejadian seperti ini baru pertama kali dialaminya dan harapannya cukup sederhana, hanya harga kembali normal seperti semula.
“Iya baru pertama kali ini. Saya harap cepat stabil harga minyak supaya karyawan saya bisa kerja lagi,” tutupnya. (Agb/Saf)