JAVASATU.COM-MALANG- Meski saat ini di Kabupaten Malang masih ada penambahan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK), namun pemberian vaksin cukup efektif untuk menekan laju penyebaran wabah penyakit yang menyerang pada hewan ternak tersebut.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo mengatakan bahwa, kasus PMK di wilayahnya masih ada namun dengan pemberian vaksin, wabah tersebut cukup terkendali.
“Jadi belum terlihat siginifikan. Mungkin dampak dari vaksin itu ada. Tetap nambah tapi tidak banyak. Yang sakit juga sudah berangsur sembuh,” ujar Eko Wahyu. Rabu (13/7/2022).
Eko menyebut, saat ini pihaknya sudah mem-vaksin 53.600 ekor sapi dari target 59.000. Atau sudah memberikan vaksin 90 persen. Jumlah tersebut menyesuaikan jumlah vaksin yang diterima Kabupaten Malang.
Sementara itu, berdasarkan catatannya, hingga saat ini jumlah sapi yang terpapar PMK berkisar 16 ribu ekor. Namun dirinya mengklaim bahwa tingkat kesembuhan ternak dari wabah PMK juga tinggi, mencapai 80 persen.
“Kalau (ternak) yang mati ada sebanyak 138 ekor. Sampai sekarang masih belum ada laporan baru soal sapi yang mari akibat PMK,” terang pria yang pernah menjabat Camat Singosari itu.
Dirinya menyebut bahwa sampai saat ini memang yang menjadi sasaran vaksinasi PMK adalah sapi perah. Yang populasinya mencapai sekitar 80 ribu ekor. Ia juga mengaku, vaksinasi PMK cukup efektif untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh pada ternak sapi.
“Kan tidak bisa langsung, jadi tetap ada, karena mungkin ada yang masih belum tervaksin, atau mungkin pada saat posisi sudah sakit. Yang segitu masih sapi perah, sapi potong kan masih belum. Diutamakan sapi perah dulu. Sesuai yang ada, ninggal yang sakit. Yang sakit gak boleh divaksin. Sekarang cari yang sakit kan tidak bisa 100 persen. Sekarang kalau tidak salah sudah 90 persen. Hampir tuntas,” terang Eko.
Terakhir Eko akan melakukan vaksinasi PMK , namun menyesuaikan distribusi dari Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
“Begitu pemerintah kirim juga akan kita lakukan vaksinasi. Dan akan terus berlanjut hingga dosis kedua. Disamping vaksin, juga pemasangan ear tag, yang sudah divaksin dipasang ear tag,” pungkas Eko. (Agb/Arf)