JAVASATU.COM-MALANG- Penggagas Hari Santri Nasional yang sekaligus Pengasuh Ponpes Babussalam Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, KH.Thoriq Bin Ziyad memandang, peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) adalah bulan Istimewa yang banyak mengandung pesan kehidupan.

Peringatan satu Abad NU sendiri akan jatuh pada besok hari Selasa (7/2/2023), atau yang bertepatan dengan kalender Islam 16 Rajab di kalender Hijriyah
“Selamat Satu Abad NU. Alhamdulillah diperingati tepat pada tahun Hijriyah yakni 16 Rajab tahun ini,” tegas Gus Thoriq, sapaan akrabnya, Senin (6/2/2023) siang.
Menurut Gus Thoriq, ada makna tersembunyi bagi NU yang di dirikan para Ulama. Salah satunya tentang perdamaian dunia.
“Para ulama pendiri NU ini punya tujuan dan harfiah yang sangat besar jika kita kaji lebih dalam. NU dibentuk 100 tahun lalu artinya melambangkan perdamaian. Sebuah pencerahan,” jelas Gus Thoriq.
“Di bulan Rajab adalah bulan penuh perdamaian. Bulan persatuan. NU dirintis sebagai lembaga, jam’iyah, dan ormas Islam terbesar untuk mengawal perdamaian dengan pertimbangan ilmiah,” tambah Gus Thoriq.
Para pendiri NU juga menyelipkan motto dalam organisasi umat Islam terbesar. Yakni, tidak meninggalkan tradisi lama yang baik dan tidak menutup diri dari perubahan zaman yang lebih baik.
“Harapan kami semoga NU kedepan menjadi pioner perdamaian dunia. Konflik di berbagai belahan dunia di Eropa salah satunya, solusinya ada pada NU. Karena NU bisa menjadi pendamai bangsa-bangsa Eropa,” tuturnya.
Gus Thoriq menambahkan, NU yang tak bisa terbantahkan adalah, perekat persatuan dan perdamaian yang mutlak. NU, ormas Islam terbesar di dunia.
“Ada 100 juta jam’iyah NU di Indonesia, itu sama artinya jumlah mereka, setara dengan tiga negara Asean kecil. Dengan kapasitas besar itulah, NU bisa menjadi pioner perdamaian pada peradaban di dunia,” tukas Gus Thoriq. (Agb/Nuh)