JAVASATU.COM-BATU- Gelaran nembang macapat 96 jam nonstop yang digelar pada tanggal 13 hingga 17 Desember 2022 telah resmi berhasil memecahkan Rekor Dunia yang tercatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) tertanggal 17 Desember 2022 sekitar pukul 17.00 WIB, di Gedung Rakyat Balai Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Sabtu (17/12/2022).

Dalam event tersebut, para Pengurus Persatuan Penulis Indonesia Satupena Jawa Timur (Jatim) juga turut terlibat mensukseskan. Yang terlibat aktif yakni Biro Seni Tradisi Ki Sutopo dan Haji Abd Shomad serta Humas Ki Syamsu S Soeid.
Di event tersebut juga dihadiri Ketua Dewan Penasehat Satupena Jawa Timur Indonesia, Slamet Hendro Kusumo SH MM., Yani Andoko, Nanang Sudjianto, Budi Purnomo S.Si., Karyadi, Eko Windarto dan Drs. Akaha Taufan Aminudin, Ketua Persatuan Penulis Indonesia Satupena Jatim.
“Dengan suksesnya Macapat 96 Jam Nonstop maka berharap akan ada lagi acara baca puisi 99 jam baca puisi esai non stop Rekor MURI bersama Persatuan Penulis Indonesia Satupena Jatim” ungkap Slamet Hendro Kusumo, Selasa (20/12/2022).
“Selamat Succesfull Sedulur SatuPena SatuHati SatuJiwa SatuRasa Kompak kebersamaan sepanjang masa Succesfull Sedulur” ungkap Akaha Taufan Aminudin menambahkan.

Sementara itu, keberhasilan pemecahan Rekor Dunia yang tercatat oleh MURI ini diraih penuh perjuangan oleh semua elemen masyarakat Kota Batu, diantaranya berkat inisiasi oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Batu bersama penggiat seniman macapat Kota Batu, serta Asosiasi Petinggi dan Lurah se-Kota Batu, dan andilnya para pelajar.
Perwakilan MURI Sri Widayati menyampaikan bahwa sebelumnya sudah ada pencatatan pemecahan Rekor MURI Nembang Macapat terlama di daerah lainnya.
“Sebelumnya sudah pernah Kami catat rekor nembang macapat terlama, diantaranya UNS Solo di tahun 2010 tercatat 50 jam nonstop, kemudian ditumbangkan oleh Bantul tercatat 72 jam nonstop, dan sebetulnya untuk memecahkan rekor cukup melebihi 10% dari pemecah rekor sebelumnya, namun Kota Batu memilih angka sakral, dan berhasil memecahkan rekor nembang macapat terlama dengan angka sakral yaitu selama 96 jam nonstop,” ucap Sri Widayati.
Ia menambahkan, dengan kegiatan ini dirinya berharap, khususnya kepada generasi muda, termasuk pelajar agar bisa melestarikan seni dan budaya nembang macapat ini supaya tidak luntur.
“Dan dengan mewakili Ketua Umum MURI Bapak Djaya Suprana, kami mengumumkan sekaligus mengesahkan bahwa pagelaran nembang macapat terlama 96 jam nonstop di Kota Batu resmi tercatat dan dikukuhkan oleh Ketua Umum MURI Bapak Djaya Suprana sebagai Rekor Dunia,” ucap dia.
Perwakilan MURI Sri Widayati menyerahkan Piagam Penghargaan MURI yang dianugerahkan dengan bangga kepada Kejaksaan Negeri Kota Batu, Penggiat Seni Macapat Indonesia (PSMI) Kota Batu, Asosiasi Petinggi dan Lurah (Apel) Kota Batu, Pemerintahan Kota Batu, atas prakarsa penyelenggara pagelaran nembang macapat terlama 96 jam nonstop.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Batu Agus Rujito, mengungkapkan bahwa pagelaran nembang macapat 96 nonstop yang resmi tercatat oleh MURI ini dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi sedunia (Hakordia) pada 9 Desember.
“Tak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta yang berjumlah kurang lebih 387, terdiri dari 28 siswa SD, 12 siswa SMP, 4 siswa SMA, serta 14 komunitas penggiat, serta Asosiasi Petinggi dan Lurah seKota Batu, Dinas Pariwisata Kota Batu, Para Pengurus Persatuan Penulis Indonesia SATUPENA JAWA TIMUR dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam usaha pecahkan rekor nembang macapat yang berdurasi 96 Jam nonstop,” ucap Kajari Batu.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat Kota Batu dapat melestarikan seni dan budaya macapat didalam setiap kegiatan peringatan atau event-event yang dirayakan.
“Dan seni macapat ini juga diharapkan bisa masuk ke dalam kurikulum pendidikan, karena setiap baitnya mengandung nilai-nilai luhur,” imbuhnya mengakhiri. (*)
Selamat Succesfull Sedulur SatuPena SatuHati SatuJiwa SatuRasa KOMPAK KEBERSAMAAN sepanjang masa Succesfull Sedulur