JAVASATU.COM-GRESIK- Persoalan video konten ‘Pernikahan Manusia dengan Domba’ yang terjadi di Pesanggrahan Kramat Desa Jogodalu Benjeng Gresik pada Minggu 5 Juni 2022 pukul 15.00 WIB dengan menggunakan tata cara nikah secara agama Islam yang telah meresahkan masyarakat disikapi tegas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik.

Bersama Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di Gresik, melalui keterangan resminya pada Kamis (9/6/2022), MUI Gresik berpendapat dan bersikap bahwa tindakan itu dikategorikan Penodaan Agama Islam. Karena menurutnya dilakukan dengan sengaja.
Usai melakukan klarifikasi dan pengkajian terkait persoalaan tersebut, MUI Gresik dalam keterangan resminya yang telah ditandatangani Ketua Umum MUI Gresik, Ketua PCNU Gresik, Ketua PD Muhammadiyah Gresik dan Ketua DPD LDII Gresik menyimpulkan beberapa poin.
Pertama, melakukan pernikahan dengan binatang bertentangan dengan syariat Islam.
Kedua, penggunaan tata cara nikah secara agama Islam dengan shighot dan tatalaksana dalam pernikahan di atas adalah bentuk penistaan terhadap agama, kemanusiaan, budaya dan pencemaran nama baik Kabupaten Gresik yang merupakaan kota santri.
Ketiga, jika kesemuanya diyakini sebagai tindakan yang benar, maka pelakunya dan semua yang terlibat di dalamnya dihukumi keluar dari Islam.
Dan keempat, semua yang terlibat aktif didalamnya wajib; a. Bertobat dengan taubat Nasuha. b. Meminta maaf kepada seluruh umat Islam.
Untuk itu pihak MUI Gresik merekomendasikan, pertama, aparat penegak hukum wajib menindak tegas setiap orang yang melakukan penodaan agama Islam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Kedua, pemerintah wajib mencegah setiap penodaan agama Islam dengan tidak melakukan pembiaran atas perbuatan tersebut. Ketiga, aparat penegak hukum diminta proaktif melakukan penegakan hukum secara tegas, cepat, proporsional, dan profesional dengan memperhatikan rasa keadilan masyarakat, agar masyarakat memiliki kepercayaan terhadap penegakan hukum. Keempat, masyarakat muslim wajib mengamalkan ajaran agamanya sesuai dengan ketentuan syariat Islam” tulis MUI Gresik dalam keterangan resminya, Kamis (9/6/2022).
Pada poin terakhir, pihak MUI Gresik meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi di luar hukum seraya menyerahkan penanganannya kepada aparat penegak hukum, di samping tetap mengawasi aktifitas penodaan agama dan melaporkan kepada yang berwenang.
Sementara itu, pada Kamis (9/6/2022) di hadapan Pengurus MUI Gresik bertempat di Kantor MUI Gresik, orang yang terlibat dalam konten video tersebut melakukan tabayyun dan klarifikasi serta permintaan maaf kepada masyarakat Gresik dan umat Islam. Di tempat itu, mereka berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Perlu diinformasikan, tercatat ada empat orang yang terlibat persoalan itu, antara lain, pemilik Pesanggrahan Nur Hudi Didin Ariyanto, mempelai pria Syaiful Arif, Penghulu Kresna dan pembuatan naskah Arif Syaifullah kemudian bertambah dan mengucapkan syahadat yang disaksikan oleh para tokoh agama dari empat organisasi keagamaan yakni Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq, PCNU Gresik diwakili KH Rofiq, ketua PD Muhammadiyah Gresik M In’am dan Ketua Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Gresik KH Abdul Muiz Zuhri. (Bas/Saf)