JAVASATU.COM-MALANG- Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) rupanya sulit untuk ditekan, bahkan di salah satu kecamatan di Kabupaten Malang sudah ribuan ekor sapi yang terjangkit wabah tersebut.

Data yang dihimpun di lapangan menyebut, dari 1.545 ekor sapi, yang sudah terindikasi PMK sebanyak 1.255 ekor, dan itu terjadi di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
Dari jumlah sapi yang sakit dan terindikasi PMK tersebut, sebanyak 83 ekor sapi tercatat telah mati. Rinciannya, 48 ekor sapi dewasa dan sebanyak 35 ekor sapi anakan.
Menyikapi hal tersebut, Muspika Pujon mengaku telah menggelar rapat koordinasi dalam rangka memonitoring pencegahan dan pengendalian PMK pada hewan ternak.
Hal tersebut dibenarkan Camat Pujon Akhmad Taufiq Juniarto, bahwa memang kurang lebih ada 1.500 sapi di wilayahnya yang terindikasi PMK. Namun dari laporan yang ia terima, juga diimbangi dengan tingkat kesembuhan.
“Kalau detilnya masih saya lihat datanya dulu. Kalau 1.500 an yang sakit memang sepertinya iya. Tapi bukan satu dusun atau desa. Sementara kalau populasi ternak sapi di sini (Pujon) itu banyak, sampai 21 ribu ekor. Kalau yang mati enggak sampai 100,” ujar Taufiq, Jumat (3/6/2022).
Sedangkan upaya penanganan dan pengendalian PMK, Taufiq menyebut, Muspika Pujon sudah menggelar rakor setidaknya sebanyak 3 kali, guna memastikan penanganan pada ternak yang terindikasi PMK.
“Kalau rakor Muspika (Pujon) kita kemarin sudah. Ini sebagai tindak lanjut, Anggota DPRD Kabupaten Malang bersama pihak Dinas Peternakan monitoring perkembangannya,” jelas Taufiq.
Sementara itu, jumlah sapi di Pujon yang terindikasi PMK tersebut masih belum dapat dipastikan. Pasalnya, data terakhir yang dihimpun Javasatu.com, pada 30 Mei 2022 lalu, total sapi di Kabupaten Malang yang terindikasi PMK ada sebanyak 1.696 ekor.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, Nurcahyo menyebut bahwa jumlah itu ternyata masih belum keseluruhan. Sebab menurutnya, masih terdapat data yang belum terinventarisir dan belum dapat disampaikan.
“Data yang masuk ke kami, soalnya ada data yang di luar itu tidak bisa tersampaikan. Yang masuk di kami, itu sampai saat ini sudah sekitar 1.696,” ujar Nurcahyo, Senin (30/5/2022) lalu.
Nurcahyo menjelaskan, dari Jumlah 1.696 ekor sapi yang terindikasi PMK tersebut, paling banyak terdapat di wilayah Kecamatan Ngantang. Yakni ada sekitar 1.065 ekor sapi yang terindikasi PMK. Sedangkan total populasi sapi di wilayah tersebut mencapai 18.500 ekor. (Agb/Saf)