JAVASATU.COM- Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ) menandatangani kerja sama untuk mengelola Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) seluas 11 ribu hektar di Blora, Jawa Tengah, dan Ngawi, Jawa Timur.
Kolaborasi ini diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, dan CEO PT LSAJ, Arie Triyono, di Gedung Pusat UGM. Tujuan utama kerja sama ini adalah mendukung program makan bergizi gratis bagi anak sekolah, program unggulan Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menyatakan bahwa kolaborasi ini adalah langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan, khususnya dalam penyediaan protein hewani.
“Ini peluang besar bagi UGM untuk bekerja sama dengan sektor industri dalam menghadapi tantangan pangan di masa depan,” ujarnya, Selasa (15/10/2024).
Selain itu, UGM akan membentuk tim lintas disiplin dari fakultas peternakan, pertanian, dan kehutanan untuk mengawal implementasi kerja sama ini, sesuai dengan visi UGM sebagai pusat penelitian dan pengembangan industri (RnD).
LSAJ Dukung Program Gizi Nasional
CEO PT LSAJ, Arie Triyono, mengungkapkan bahwa kerja sama ini akan memperkuat inovasi dan teknologi di perusahaannya, yang saat ini telah menjadi model tata kelola peternakan terpadu di beberapa provinsi.
“Kami menargetkan pembangunan asrama bagi mahasiswa, petani, dan peternak yang ingin belajar langsung di perusahaan kami,” kata Arie.
LSAJ berkomitmen mendukung program pemerintah dengan menyediakan daging bagi program makan bergizi. Mereka juga akan bekerja sama dengan masyarakat sekitar Blora untuk menyediakan pakan ternak dengan memanfaatkan tanaman lokal seperti rumput umami, pakchong, dan odot. Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani sekaligus memperkuat keterlibatan masyarakat dalam program tersebut.
Pengembangan Agro Silvo Pastura di Blora
Konsep Agro Silvo Pastura akan menjadi pendekatan utama dalam kerja sama ini, yang memadukan sektor kehutanan dengan peternakan.
Prof. Dr. Ir. Ali Agus, Tenaga Ahli Menteri Pertanian, menjelaskan bahwa sinergi ini memungkinkan pemanfaatan optimal lahan kering yang ada di Blora.
“Dengan kombinasi hutan jati dan peternakan sapi, Blora memiliki potensi besar untuk mendukung ekosistem lokal sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat,” jelas Prof. Ali.
Program ini menargetkan pembangunan fasilitas peternakan seperti kandang, gudang pakan, dan fasilitas produksi. Diharapkan, kolaborasi ini dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan di Blora dan Ngawi. (Nuh)