JAVASATU.COM-MALANG- Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di beberapa wilayah di Indonesia juga pernah terjadi pada tahun 80-an. Namun sejauh itu belum juga ditemukan jenis virus yang kebanyakan menyerang pada hewan kambing dan sapi tersebut.

Plt Kepala DPKH Kabupaten Malang Nurcahyo mengatakan, PMK di Indonesia termasuk di Kabupaten Malang sebenarnya bukan hal baru. Gejala seperti itu sudah pernah terjadi. Namun pada tahun 1990, hal tersebut juga diakui oleh dunia, bahwa Indonesia terbebas dari PMK.
“Setelah (tahun 1986) itu sama dunia dievaluasi. Setelah kurang lebih selama 4 tahun, pada tahun 1990 baru ditetapkan oleh dunia bahwa Indonesia bebas PMK. Itu oleh dunia, tapi catatannya di Indonesia sudah tidak ada PMK itu sejak 1986,” ujar Nurcahyo.
Dari informasi yang ia terima, gejala klinis yang muncul pada saat itu yang terindikasi wabah tersebut juga serupa dengan gejala klinis yang muncul pada ternak sapi yang saat ini terindikasi PMK.
“Wabahnya sama, cuma virus yang jenis ini belum ditemukan. Untuk gejala klinisnya sama dan dinyatakan penyakit mulut dan kuku. Informasinya bahkan lebih parah yang (tahun 1986) dulu. Dan mungkin lebih ganas yang dulu,” terang Nurcahyo.
Saat ini di Kabupaten Malang tercatat sebanyak 509 ekor yang terindikasi PMK. Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat dalam waktu kurang lebih dua pekan terakhir.
“Iya hampir dua kali lipat. Jadi memang penyebarannya cepat. Karena kan ternak yang sudah ada virus ini masa inkubasinya 14 hari, dan saat awal belum ada gejala, lalu saat ada ternak lain, hampir dapat dipastian akan tertular. Untuk itu ada kebijakan untuk membatasi mobilisasi ternak,” tukas Nurcahyo. (Agb/Saf)