JAVASATU.COM-BATU- Kerusuhan yang terjadi pasca-pertandingan sepak bola antara Arema FC – Persebaya, Sabtu (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur ternyata tak berdampak pada kunjungan wisata di Kota Batu.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi mengatakan kericuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang 1 Oktober 2022 lalu tak berdampak pada sektor pariwisata di kota Batu, hingga kini angka kunjungan wisatawan ke kota Batu relatif stabil, normal-normal saja, sejauh ini belum begitu signifikan.
“Tidak ada penurunan dan tidak ada lonjakan, malah menunjukkan tren kenaikan, seperti tahun tahun lalu, pada bulan Oktober, November dan Desember” kata Sujud Hariadi, saat ditemui di kantornya, Selasa (11/10/2022).

Ia sempat memprediksi adanya penurunan angka kunjungan wisata, ternyata dugaan tersebut meleset, karena kericuhan yang terjadi di stadion Kanjuruhan bukanlah antar suporter Aremania dan Bonekmania, bukan bentrok antar suporter Arema dan Persebaya tetapi karena diduga akibat penumpukan masa dan gas air mata yang berakibat banyak memakan korban jiwa.
“Seandainya yang terjadi antar suporter, mungkin juga kunjungan wisata di kota Batu bisa menurun, karena kunjungan wisata ke kota Batu itu di dominasi Warga dari Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, yang mayoritas mereka adalah pendukung Persebaya Surabaya” ungkapnya.
Sujud yang juga Direktur Utama PT Selecta ini menyampaikan kenaikan harga BBM pun juga tidak mempengaruhi kunjungan wisata terutama di Taman Rekreasi Selecta Kota Batu.
“Yang paling berdampak adalah saat pandemi covid-19, waktu sebelum pandemi kunjungan wisatawan di Selecta tembus 1,4 juta pengunjung per tahunya, tetapi sekarang hanya berkisar 700 ribu pengunjung atau turun 50 persen” ungkap Warga Bumiaji ini.

Ia juga mengungkapkan pada saat sekarang ini angka kunjungan wisata ke Selecta di hari-hari biasa kurang dari 1000 pengunjung. Kecuali hari Sabtu dan Minggu bisa lebih.
“Ketika bulan Ramadhan, Febuari dan bulan Agustus sepi pengunjung,. Bulan Agustus, mereka khawatir terjebak karnaval, dan orang tua juga sibuk menyekolahkan anaknya, ramadan mereka konsentrasi beribadah dan persiapan hari raya” jelasnya. (Yon/Saf)