Javasatu,Malang- Munculnya sejumlah hunian dan warung di tepi jalan Jalur Lintas Selatan (JLS) Pesisir Malang Selatan dinilai mengganggu keindahan pantai. Bahkan, dikhawatirkan tidak lagi membuat pengunjung tertarik berwisata, lantaran panorama alam terganggu dan tertutup.

“Saat ini di JLS mulai banyak bermunculan hunian dan bedak-bedak di pinggir jalan. Itu merusak panorama pantai” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Malang, Made Arya Wedanthara, Kamis (10/6/2021).
Ia menilai munculnya rumah dan warung di tepi jalan di JLS bisa memicu surutnya niat wisatawan untuk datang ke puluhan pantai selatan. Sebab itu, perlu ditata dan ditertibkan.
“Sekarang coba lihat, viewnya mulai ketutupan rumah dan bedak. Wisatawan ke pantai kan ingin lihat pemandangan keindahan ai di pantai, jangan sampai viewnya itu view rumah. Saat ini kan mulai sudah ketutupan itu beberapa. Biasanya tampak laut sekarang tampak rumah. Pengunjung datang ingin lihat pantai buka rumah dan warung” terang Made.
Karenanya, Disparbud tengah melakukan koordinasi dengan Perhutani tentang batas-batas tanah milik Negara dan yang bukan.
“Kita lihat dulu, kita harus berkoordinasi dengan yang punya tanah. Camat yang bersinggungan langsung dengan JLS kita ajak koordinasi juga agar bisa dilakukan pembongkaran bedak dan atau hunian yang menghalangi view pantai itu. Harus ditata mulai sekarang jangan sampai rusak panorama sehingga pengunjung enggan datang lagi” tegasnya.
Made mengajak masyarakat untuk ikut menata letak bangunan hunian atau warung agar tidak menggangu pemandangan pantai. Ia menegaskan akan menjadi percuma jika bedak dan hunian banyak dibangun di pinggir jalan JLS, jika wisatawan akan memilih lanjut terus apabila viewnya terlihat tidak bagus.
“Yang kita promosikan itu keindahan pantai, jika JLS itu terkoneksi dengan Trenggalek, akan banyak wisatawan, tapi lewat saja dan gak berhenti yang rugi siapa” jelas Made dengan nada tanya.
Karena menurut Made, wisatawan itu ingin menikmati keindahan alam secara terbuka, artinya ingin mencari suasana beda.
“Wisatawan itu tidak masalah kok jalan satu kilometer yang penting indah. Kalau dekat dengan pantai nanti banyak warung ya gak ada bedanya sama di perkotaan” pungkas Made. (Agb/Arf)