Javasatu,Gresik- Pengajian rutin setiap dua minggu sekali usai salat Shubuh di Musala Perum Griya Sekar Kedaton, Sidomukti, Kebomas, Gresik bersama ustadz H Ahmad Reza.

Dalam isi pengajiannya, ustadz Reza membahas tentang ghanimah atau harta rampasan perang. Menurutnya, ghanimah berarti sesuatu yang diperoleh seseorang melalui suatu usaha.
“Dalam Al Qur’an Surat Al Anfal ayat 41 sudah dijelaskan, yang artinya, ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai ghanimah, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat rasul, anak yatim, dan orang miskin serta Ibnu Sabil atau orang yang terlantar dalam perjalanan” petikan arti Surat Al Anfal ayat 41 seperti dikatakan ustadz Reza, Sabtu (23/1/2021).
Ghanimah apa saja yang bisa masuk dalam bagian seperlima itu, lebih dalam ustadz Reza menjelaskan, menurut Kitab Zubat diterangkan, bahwa harta atau barang yang bisa dikategorikan seperlima untuk Allah SWT itu meliputi, pertama, harta tambang seperti emas, perak. Kedua, tanah asing yang didalamnya terdapat tempat sedekah, ketiga hasil dari lautan dan yang terakhir sisa peninggalan orang kafir.
“Namun di zaman sekarang penerapannya harus mengikuti peraturan yang berlaku saat ini” tegas ustadz Reza.
Dan juga, karena sifatnya ghanimah adalah barang yang ditinggalkan oleh pemiliknya, dikatakan ustad Reza, maka untuk zaman sekarang, dalam pemanfaatannya harus ada pihak yang betul-betul mampu merawatnya, sehingga tidak terjadi sifat mubadzir.
“Dengan demikian, yang dibagi-bagikan kepada para pasukan zaman dulu yang ikut berperang adalah empat perlima harta rampasan” kata ustadz Reza seperti dalam surat Al Anfal ayat 69.

Ditandaskan ustadz Reza, dalam surat Al-Anfal ayat 69 yang berbunyi, maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik dan bertakwalah kepada Allah.
“Namun sekali lagi saya katakan, di zaman sekarang harus hati-hati, karena zaman sekarang tidak sama dengan zaman dulu. Kalau sekarang menyesuaikan kondisi dan aturan sekarang” pesan ustadz Reza diakhir pengajiannya. (Bas/Nuh)