JAVASATU.COM-MALANG- Pasangan Rumaiyah (40) dan Kusiyadi (43), warga asal Desa Ngabab Kecamatan Pujon Kabupaten Malang bangkit dari kemiskinan ekstrem dengan usaha ternak ayam hasil bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
Pada Jumat (20/1/2023), Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Bupati Malang HM Sanusi dan anggota DPRI RI Andreas Eddy Susetyo mengunjungi rumah mereka.
Dilansir dari laman Kemensos.go.id, Rumaiyah dan Kusiyadi adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) miskin ekstrem yang memperoleh program Rumah Sejahtera Terpadu dan PENA.
Usaha ternak jowo super (joper) didapat Rumaiyah dari program PENA, pemodalan usaha bagi KPM untuk meningkatkan pendapatan. Dari PENA, Rumaiyah mendapatkan modal yang dibelikan ayam joper sebanyak 500 ekor, pakan, vaksin dan vitamin, kandang ayam beserta alat lainnya.
“Senang, gak nyangka, puas,” ucap Rumaiyah dikutip dari laman Kemensos.go.id.
Ayam joper milik Rumaiyah dipanen minimal 2 sampai 3 bulan. Dengan modal Rp6.000/ekor, ayam dapat dijual kembali dengan dengan harga Rp35.000/ekor. Untuk 500 ekor ayam, diperlukan pakan sebanyak 4 karung seharga Rp450.000/karung. Sehingga modal yang diperlukan untuk dua bulan adalah Rp1,8 juta. Dari modal tersebut, diproyeksikan Rumaiyah bisa mendapatkan omzet sebesar Rp7,8 juta per bulan.
“Rp6.000 jadi Rp35.000 itu kan hampir 5 kali lipat lebih ya, tapi dikurangi ongkos-ongkos. Seng penting ojo akeh sing mati nggeh bu (yang penting jangan banyak yang mati ya bu),” kata Menkeu Sri Mulyani menghitung perkiraan pendapatan ternak ayam milik Rumaiyah.
Sementara itu, terlihat rumah berdinding anyaman bambu, gentengnya sudah usang, dan lantai beralaskan tanah. Jika hujan datang, bocor pun tak bisa dicegah. Rumaiyah mengaku, kadang lantai bisa becek jika sedang hujan besar. Belum lagi angin, keluarga itu akan dilanda rasa khawatir rumah akan roboh.
“Sekarang sudah jadi bagus kayak gini, mangrong-mangrong (besar dan mewah),” imbuh Menkeu melihat kondisi Rumaiyah saat ini.
Kondisi itu sangat kontras dengan rumah Rumaiyah saat ini. Rumah yang ia sebut gubuk itu kini disulap menjadi rumah permanen bergaya minimalis modern.
“Ini kita bangun dengan dana Rp126 juta. Kerja sama dengan BI itu, karena ini untuk miskin ekstrem. Rumahnya itu udah mau roboh,” jelas Mensos Risma, dalam siaran persnya.
Rumah baru Rumaiyah berukuran 36 meter persegi. Terdapat dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan MCK yang dilengkapi dengan shower untuk mandi. Rumahnya pun sudah dialiri listrik sendiri, dulunya ia menumpang listrik di tetangga. Sekarang kekhawatiran rumah akan roboh pun sirna, anak-anak nya juga bisa belajar dengan gembira.
Target 0% Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024
Dilansir dari Kemensos.go.id, dua program yang diberikan Rumaiyah adalah beberapa dari program penanganan kemiskinan ekstrem terpadu yang diluncurkan Kementerian Sosial untuk mewujudkan visi Presiden Jokowi demi tercapainya 0% Kemiskinan Ekstrem di tahun 2024.
Kemensos berkomitmen memperbanyak program yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat miskin sehingga dapat mandiri dan terlepas dari ketergantungan akan bantuan sosial.
Rumaiyah sebelumnya adalah penerima Program Keluarga Harapan (PKH) sejak tahun 2016. Pada tahun 2022, Mensos mencanangkan program PENA yang berutujuan untuk meningkatkan pendapatan KPM, terutama KPM PKH, yang berusia produktif agar bisa mandiri.
Program ini pun terintegrasi dengan Program Rumah Sejahtera Terpadu untuk rumah, dan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) untuk isi perabot rumah. Program pengentasan kemiskinan terpadu ini menjadi angin segar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, terutama miskin ekstrem. (Saf)